JawaPos.com – Mobil ramah lingkungan atau yang biasa dikenal dengan Low Cost Green Car (LCGC) rencananya akan mengalami kenaikan harga. Pernyataan ini diungkapkan Menteri Perindustrian Agus Gumiwang dimana pemerintah akan melakukan penyesuaian harga dengan estimasi kenaikan sebesar 5 persen.
Namun meskipun nantinya akan dilakukan kenaikan harga, Agus Gumiwang menyatakan akan berpegang pada prinsip awal program ini dibuat yaitu “harga terjangkau”.
“Low cost (harga terjangkau) dan green car, prinsip awal program LCGC tetap haru di jaga. Jangan sampai dilakukan penyesuaian harganya tidak low cost,” kata Agus di Karawang, Jawa Barat, Selasa (21/1).
Bila menengok kebelaka, program mobil LCGC yang dibuat pemerintah dim mulai pada 2013 dan mempunyai persyaratan yang harus dilakukan oleh produsen. Diantaranya masalah spesifikasi, produksi dan kepatuhan penetapan harga yang disesuaikan dalam periode tertentu.
Mobil LCGC paling murah saat awal program ini diberlakukan adalah Daihatsu Ayla dengan harga di bawah Rp100 juta. Akan tetapi saat ini tak ada satupun model LCGC yang mempunyai harga di bawah Rp100 juta
Berberapa produsen yang mempunyai lini mobil LCGC adalah merek Daihatsu ada Ayla dan Sigra, merek Toyota ada Agya dan Calya, merek Suzuki ada Karimun Wagon R, merek Honda dengan Brio Satya dan Datsun ada Datsun Go.
Namun dari sekian mobil LCGC yang bertahan dan tetap dipasarkan hingga saat ini adalah dari Daihatsu, Toyota dan Honda. Mobil LCGC mengalami kenaikan baru satu kali dengan adanya keputusan pemerintah pada awal 2022 dimana pemerintah menghapus keistimewaan mobil-mobil LCGC diganti dengan Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) sebesar tiga persen.
Rencana pemerintah akan menaikan harga LCGC dengan estimasi 5 persen harus dihitung dan diputuskan secara matang, karena hal ini terkait erat dengan daya beli konsumen. Agus Gumiwang memastikan kenaikan harga tetap berada di bawah angka inflasi.
“Pemerintah dalam waktu dekat akan melakukan penyesuaian harga LCGC,” ujar Agus.
Sebelum memberikan keputusan pemerintah juga berdiskusi menerima masukan dari para produsen harga material dalam produksi mobil LCGC.
“Masukannya banyak. Jadi kami paham cost produksi dari bahan baku ada kenaikan, terus logistik cost juga harus ada penyesuaian,” punkas Agus.