JawaPos.com – Berbagai upaya terus dilakukan oleh sejumlah negara sebagai penengah agar Rusia dan Ukraina segera berdamai. Setidaknya delegasi Rusia dan Ukraina bertemu tatap muka untuk membicarakan langkah menghentikan perang.
Hanya saja, delegasi Ukraina dan Rusia gagal mencapai kesepakatan pada Kamis (10/3) setelah pertemuan di Turki untuk membahas gencatan senjata demi menyelamatkan warga sipil dari kota-kota yang terkepung.
Menteri Luar Negeri Ukraina, Dmytro Kuleba, mengatakan Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov tidak dapat berkomitmen untuk mengatur masalah kemanusiaan untuk membawa bantuan dan mengevakuasi warga sipil dari Mariupol.
“Buktinya Mariupol tetap dibom Rusia dan penduduk kota pelabuhan berada dalam situasi kritis dengan makanan dan air habis,” kata seorang pejabat kota.
Sejumlah negara terus menjatuhkan sanksi untuk Rusia. Inggris mengumumkan perubahan besar pada skema visa untuk pengungsi Ukraina. Angkatan Bersenjata mengatakan personel militer Ukraina akan dibantu dengan aplikasi visa di Polandia.
Pemerintah Inggris juga memberlakukan pembekuan aset dan larangan perjalanan pada tujuh oligarki Rusia lainnya, termasuk mantan pemilik Chelsea, Roman Abramovich. Sementara, Swedia mengatakan akan meningkatkan pengeluaran pertahanan sebesar 50 persen, sebagai akibat dari invasi Rusia ke Ukraina.