JawaPos.com – Selain dikenal sebagai kiai yang menjadi panutan bagi umat Islam, K.H. A. Mustofa Bisri atau yang lebih karib disapa Gus Mus, juga dikenal sebagai seorang seniman. Untuk menjaga eksitensinya dalam dunia seni, Guru Bangsa ini memamerkan puluhan lukisan dengan lelet nikotin pada kertas karyanya, di Museum OHD Magelang, Jawa Tengah pada 12 Maret-12 Juni mendatang.
Kurator Suwarno Wisetrotomo, mengatakan pameran bertajuk “Lanskap Gus Mus” ini dengan materi 128 lukisan, termasuk ada dua karya cucu dan satu santri, serta ada tiga karya kolaborasi antara Gus Mus dengan cucu dan keponakannya.
Di ruang pameran, terdapat dua layar televisi yang masing-masing memutar wawancara dengan Gus Mus dan sejumlah testimoni dan musik rock yang liriknya dari puisi karya Gus Mus, dengan ilustrasi berupa animasi berdasarkan sketsa-sketsa karya Gus Mus.
Menurut Suwarno merancang pameran ini sungguh memicu ritme adrenalin tak biasa. Persoalan utamanya karena terkait dengan sosok perupa, penyair, cerpenis, kiai dan guru bangsa kharismatik yang dianut, didengar, dan sumber inspirasi umat.
Dosen ISI Yogyakarta ini menjelaskan, karya seni rupa Gus Mus memang melukis dengan cara dan gaya seperti pengakuannya “semau gue”. Gus Mus menjelajahi beragam material, teknik secara merdeka ada kopi, nikotin (lelet/kerak tembakau), cat minyak, akrilik, tinta, kertas dan kanvas.
Ia menyampaikan karya-karya pada kertas dan kanvas berupa kaligrafi, sosok/figure, dan abstrak. Karya-karya ini dapat dipahami sebagai metode Gus Mus untuk menyampaikan pesan bahwa seni berisikan dengan ragam persoalan, seperti spiritual, sakral, sosial, dan politik.
Pendiri dan pemilik Museum OHD Oei Hong Djien menuturkan, pihaknya merasa beruntung bisa memamerkan karya Gus Mus.
“Siapa yang tidak mau memamerkan karya Gus Mus, seharusnya karya-karya itu mendapat tempat yang lebih Gede, tetapi malah memilih di OHD, jadi kami ini beruntung,” katanya.
Menurut dia pemeran ini tidak murni seni rupa, tetapi lebih dari seni rupa, karena walaupun Gus Mus ini seniman tidak hanya seni rupa, tetapi lebih terkenal sebagai sastrawan dengan pembuatan sajak-sajaknya, cerpen, dan sebagainya.
“Karya seninya ini perlu diperlihatkan pada masyarakat untuk pendidikan. Beliau pameran bersama keluarga ada keponakan dan cucu, sehingga menjadi contoh dalam keluarga,” katanya.
Pameran seni rupa “Lanskap Gus Mus” ini dijadwalkan dibuka oleh Alissa Wahid (putri sulung K.H. Abdurahman Wahid/Gus Dur) pada Sabtu (11/3) sore.