JawaPos.com- Berlokasi jalan nasional, tepatnya perbatasan Gresik-Lamongan, nama Duduksampeyan sudah cukup familiar. Salah satu lokasi yang kerap identik dengan titik kemacetan. Selain, termasuk black spot di wilayah Gresik karena sering terjadi kecelakaan.
Sama dengan penamaan desa lain, nama Duduksampeyan juga memiliki asal-usul. Namun, mungkin tidak banyak yang mengetahuinya. Secara sederhana orang awam memahami Duduksampeyan merupakan gabungan dua kata bahasa Jawa. Yakni, duduk dan sampeyan. Artinya, bukan Anda.
Karena pengertian tersebut kerap juga muncul humor. Kalau duduk sampeyan, terus siapa? Bisa juga diartikan sebagai kalimat perintah. Duduk sampeyan, yang artinya mempersilakan Anda untuk duduk.
Kris Aji, seorang budayawan Gresik, membenarkan bahwa secara sederhana nama Duduksampeyan memiliki arti ’’bukan Anda”. Namun, sepengetahuannya penamaan wilayah bersangkutan belum punya kajian akademis. Semuanya bersumber dari turun-temurun. ’’Jadinya, arti yang berkembang di masyarakat adalah bukan sampean,’’ ucapnya.
Sementara itu, Camat Duduksampeyan Dedi Hartadi menyatakan, dari cerita yang didapat, secara etimologi Duduk bisa beragam makna. Duduk bisa berarti menggali yang berasal dari kata nduduki. Duduk juga bisa berarti bukan. Kemudian, ada lagi pohon duduk, yakni sejenis pohon liar yang batangnya keras berwarna hitam.
Sementara itu, kata Sampeyan diartikan sebagai Anda. Selain itu, kayu pipih untuk mengayuh perahu. Namun, secara cerita pitutur, dulu wilayah Kecamatan dengan 23 desa itu tempat untuk berkumpul di kala waktu senggang para pekerja sampan atau tukang perahu. Di wilayah Duduksampayen memang terdapat sungai cukup besar. Nah, dulu sarana transportasinya adalah menggunakan perahu.
Nah, untuk diketahui, orang tua Bupati Gresik Fandi Akhmad Yani juga dilahirkan di wilayah Kecamatan Duduksampeyan.