JawaPos.com – Tak kurang dari 300 ribu unit usaha maupun perorangan, termasuk lebih dari 77 ribu UMKM (Usaha Mikro, Kecil dan Menengah) dilayani Bank Sahabat Sampoerna (Bank Sampoerna) per akhir 2022. Jumlah ini meningkat 4 kali lipat, dibandingkan unit usaha dan perorangan yang dilayani pada satu tahun sebelumnya.
Direktur Keuangan dan Perencanaan Bisnis Bank Sampoerna Henky Suryaputra mengungkapkan, Bank Sampoerna mengapresiasi berbagai kebijakan regulator yang berperan besar dalam pemulihan ekonomi nasional dan efektivitas fungsi intermediasi perbankan di tengah berbagai ketidakpastian.
Per akhir 2022, Bank Sampoerna mencatatkan pemberian pinjaman sebesar Rp 10,1 triliun, atau meningkat 18,5% dibandingkan pinjaman pada akhir tahun 2021. Peningkatan ini melampaui peningkatan pinjaman keseluruhan industri perbankan yang tercatat sebesar 11,4% pada kurun waktu yang sama.
Masih dalam periode waktu yang sama, Bank Sampoerna mencatatkan pertumbuhan akumulasi dana pihak ketiga (DPK) sebesar 10,3% menjadi Rp 10,4 triliun pada akhir tahun 2022. Pertumbuhan ini juga melampaui pertumbuhan DPK industri perbankan secara keseluruhan yang tercatat di angka 9,4%.
“Sejalan dengan misi Bank Sampoerna untuk memajukan UMKM, hampir 40% dari pinjaman yang diberikan Bank Sampoerna merupakan pinjaman usaha secara langsung ke UMKM,” jelas Henky.
Pada saat yang sama, kebijakan relaksasi restrukturisasi kredit bagi UMKM dalam rangka pemulihan ekonomi terkait Covid-19 telah diperpanjang oleh OJK hingga akhir 2024 mendatang. Hal ini dimanfaatkan secara konservatif oleh Bank Sampoerna melalui penurunan persentase kredit direstrukturisasi serta peningkatan beban penyisihan penurunan nilai kredit hingga 48,5%.
Bank Sampoerna membukukan laba bersih sebesar Rp 26,8 miliar sepanjang tahun 2022.
Dalam hal permodalan, Bank Sampoerna juga memiliki fondasi yang sangat kuat. Komitmen pemegang saham terealisasikan antara lain melalui peningkatan modal Bank Sampoerna menjadi lebih dari Rp 3 triliun sejak Juni 2022 lalu.
Dengan demikian Bank Sampoerna memiliki rasio tingkat kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio/ CAR) sebesar 33% pada akhir 2022 dan siap melayani lebih banyak UMKM di 2023 ini.