JawaPos.com – Pandemi Covid-19 membawa luka mendalam bagi Iona Annora Nurani Anindia. Bocah 11 tahun itu harus kehilangan orang tuanya dalam waktu yang hampir bersamaan. Keduanya meninggal karena Covid-19. Kini anak yang baru duduk di bangku sekolah dasar (SD) itu harus menjadi yatim piatu dan tinggal bersama bibinya.

Ibunya sudah meninggal tahun lalu. Rara tinggal bersama ayah, nenek, dan kakeknya di daerah Jagiran, Kecamatan Tambaksari. Dalam waktu sepekan, ketiganya meninggal berselang hitungan hari. Virus korona menjadi penyebabnya. ’’Kami mendengar informasi itu dari warga dan kami terjunkan tim untuk memberikan bantuan. Mereka orang-orang yang membutuhkan perhatian kita semua, tidak hanya dari kami,” ujar anggota Fraksi PDI Perjuangan DPR Bambang Dwi Hartono, Kamis (5/8).

Pejabat yang duduk di Komisi III DPR itu mengaku prihatin saat mendengar kabar tentang Rara. Anak seusianya masih memiliki masa depan yang panjang. Karena itu, Bambang memastikan akan mengupayakan bantuan pendidikan untuk Rara.

Selama pandemi ini, mantan wali kota Surabaya tersebut sudah membagikan 15 ribu paket sembako. Hal itu dilakukan untuk meringankan beban masyarakat. Tidak hanya di Surabaya. Bambang juga membagikan paket sembako di daerah Sidoarjo.

Sementara itu, Ketua RW 3 Jagiran Kasman mengatakan, ayah Rara yang bekerja sebagai sopir terpapar Covid-19. Setelah terpapar, ayah Rara menularkan ke kakek dan neneknya. Setelah diuji swab, hasilnya positif. Kakek dan nenek Rara meninggal lebih dulu setelah mendapatkan perawatan intensif di RSUD dr Soewandhie. Ayah Rara juga meninggal beberapa hari kemudian. ’’Untuk sementara kami juga membantu memenuhi kebutuhannya sehari-hari dari posko,” katanya.

Kasman mengaku sudah berkoordinasi dengan pihak kecamatan. Pihaknya mengupayakan bantuan dari pemerintah kota (pemkot). ’’Kami juga prihatin melihat nasib anak-anak yang ditinggal kedua orang tuanya dan harus menjadi yatim piatu. Karena itu, kami upayakan mereka dapat bantuan dari pemerintah kota,” jelasnya.

By admin