JawaPos.com – Ragam cara dilakukan orang tua untuk menstimulasi anaknya belajar berjalan. Biasanya orang tua memilih media belajar berjalan seperti baby walker. Tapi, benarkah baby walker tidak dianjurkan?
Guru Besar Departemen Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Prof. DR. dr. Rini Sekartini, SpA(K), mengungkapkan, penggunaan baby walker atau alat bantu belajar berjalan lainnya tidak dianjurkan. Sebab, anak hanya belajar menggeser kakinya dan tidak mengangkat kakinya.
“Selain itu, roda pada baby walker dapat membahayakan anak sehingga dikhawatirkan mudah jatuh,” ujar dr. Rini dilansir dari ANTARA, Senin (6/3).
Baginya, ada cara alamiah tanpa alat yang bisa diajarkan pada bayi sebagai tahapan berjalan. Pertama, taruh bayi pada matras, biarkan bayi bereksplorasi. Selain pada matras, bisa juga letakan bayi pada box baby. Dengan ini anak akan memegang pinggiran box tempat tidur bayi.
Intinya, pastikan ada perangkat yang dapat bayi pegang, untuk menarik tubuhnya ke berdiri, belajar merambat, dan akhirnya berjalan sendiri.
Apabila bayi belum mencapai keseimbangan, orang tua disarankan untuk memegang pada bagian pinggul bayi. Lalu biarkan anak mencoba melangkahkan kaki satu persatu.
Belajar melangkah dan berjalan boleh menggunakan alas kaki ataupun tidak. Meskipun begitu, dia menyarankan sebaiknya anak menggunakan sepatu yang nyaman, bukan sepatu sandal, saat belajar berjalan.
Sepatu yang digunakan berbobot agak berat supaya bayi dapat melangkah dengan mantap. Jika sudah bisa melangkah, ajak anak untuk berjalan di rumput, pasir, lantai dan permukaan lainnya.
“Pastikan juga kebersihannya setelah berjalan di tempat yang kotor,” kata Rini menutup penjelasannya.