JawaPos.com – Bencana longsor dan banjir bandang yang melanda Kecamatan Prigen pada Sabtu (4/3) menimbulkan kerugian yang cukup besar. Tak hanya melumpuhkan sejumlah jalur akses wisata, bencana itu juga merusak permukiman.
Berdasar hasil pendataan lapangan hingga Minggu (5/3), tercatat 19 rumah warga terdampak longsor. Paling banyak di Kelurahan Pecalukan, Prigen, dan Ledug serta Desa Lumbangrejo. ”Ada dua rumah warga yang rusak parah tertimpa material plengsengan yang longsor,” jelas Kasitrantib Kecamatan Prigen Subur.
Jumlah potensial bertambah. Sebab, pendataan masih berlangsung. Proses evakuasi dan pembersihan kawasan terdampak bencana berlangsung kemarin.
Plt Kalaksa BPBD Kabupaten Pasuruan Ridwan Harris menjelaskan, tim teknis dari dinas terkait melakukan asesmen pekan ini. ”Mengingat dampak banjir bandang cukup luas. Meliputi tiga kelurahan dan satu desa,” katanya.
Banjir bandang di Tretes akhir pekan lalu merupakan yang pertama sejak 30 tahun terakhir. ”Dulu pernah terjadi. Tahun 1980-an. Sekitar 30 tahun,” ujar Sujadi, 62, warga Kelurahan Prigen.
Di bagian lain, bencana tanah gerak membuat 43 KK di Dusun Sumber, Desa Tumpuk, Ponorogo, terpaksa mengungsi. Perkembangan terbaru, seluruh warga bakal direlokasi secara permanen.
Berdasar hasil koordinasi, Pemkab Ponorogo dan pemprov sepakat bagi tugas. Pemkab mencari dan menyiapkan lahan. Pembangunan permukiman di lahan relokasi ditangani pemprov.
Gubernur Khofifah Indar Parawansa menjelaskan, pemprov menyiapkan anggaran melalui belanja tidak terduga (BTT) APBD 2023 Jatim. ”Nantinya dipakai untuk membangun rumah warga yang direlokasi,” jelas Khofifah kemarin. Berdasar perhitungan sementara, ada 43 rumah yang akan dibangun. Setiap rumah mendapat Rp 50 juta.
Di Bojonegoro, banjir yang sempat melanda berangsur surut. Perkembangan terakhir, ketinggian Bengawan Solo di hampir semua titik pantau menurun.