JawaPos.com – Metaverse telah menjadi topik yang paling dibicarakan lebih dari setahun terakhir ini. Gagasan dunia digital yang diserukan Mark Zuckerberg, pendiri dan CEO Facebook sempat digadang-gadang bakalan menjadi platform dunia maya yang berjaya.
Namun kini, gagasan dan euforia Metaverse tampaknya selesai. Game over. Hal ini setelah diam-diam Mark Zuckerberg baru saja mengubur Metaverse. Metaverse sudah mati.
Dilansir dari TheStreet, Zuckerberg baru saja mengumumkan hal besar berikutnya yang secara spesifik ingini dia capai. Hal tersebut adalah Kecerdasan Buatan atau Artificial Intelligence (AI).
“Kami membuat grup produk tingkat atas baru di Meta yang berfokus pada AI generatif untuk meningkatkan pekerjaan kami di bidang ini,” kata Zuckerberg dalam posting 27 Februari di Facebook.
Ambisi tersebut sangat jelas bahwa saat ini Meta, induk perusahaan Facebook ingin fokus melawan ChatGPT, OpenAI dan raksasa di belakangnya yakni Microsoft.
Gagasan ChatGPT berbasis AI generatifnya beberapa waktu ke belakang juga sangat hype dan jadi perbincangan. Google ke-trigger, kepancing dan latah juga mengumumkan bahwa mereka siap meluncurkan teknologi serupa di berbagai platform bikinannya. Dengan teknologi bernama Bard, Google juga ingin melawan AI generatif dari ChatGPT.
Raksasa lainnya, Alibaba juga kabarnya demikian. Tren AI telah mengubah haluan mereka untuk mengembangkan hal serupa dan ingin memasang teknologi tersebut di banyak platform digital bikinannya.
Dengan demikian, tidak mengherankan kalau Facebook juga pada akhirnya ingin fokus pada teknologi tersebut. Namun untuk Meta, tampaknya ada yang perlu mereka korbankan, yakni Metaverse dan angan-angan dunia digitalnya.
Seperti sudah disinggung di atas, Metaverse seharusnya menjadi hal besar berikutnya untuk taipan media sosial tersebut yang pada tahun 2021 melangkah lebih jauh dengan mengganti nama kerajaannya, yang dibuat dari Facebook, Instagram, dan WhatsApp — sebagai Platform Meta.
Sederhananya, Metaverse adalah dunia maya imersif di mana kita seharusnya berinteraksi satu sama lain menggunakan kaca mata khusus dan headset realitas maya.
Meta telah menginvestasikan miliaran dolar dalam proyek yang sangat besar ini, yang membuat para pemegang saham perusahaan kecewa.
Pada tahun 2021 dan 2022, Reality Labs, proyek metaverse divisi perumahan, mencatat kerugian kumulatif hampir USD 24 miliar, termasuk USD 13,7 miliar tahun lalu.