JawaPos.com – Kebakaran Depo Pertamina di Plumpang, Jakarta Utara pada Jumat malam (3/3) menelan belasan korban jiwa dan puluhan korban luka. Insiden itu bukanlah yang pertama. Hal itu membuat Anggota Komisi VI DPR Amin Ak mendesak upaya pengusutan penyebaran kebakaran secara menyeluruh.
Amin meminta Pertamina menyantuni keluarga korban meninggal, menanggung biaya perawatan korban luka bakar, serta memberikan ganti rugi bagi warga yang rumahnya terbakar.
“Harus diketahui apakah karena murni human error, terdapat kerusakan sistem atau jaringan, atau disebabkan faktor lain, misalnya Sabotase. Perlu dikaji juga apakah perlu memindahkan depo mengingat lokasinya berada di tengah permukiman padat penduduk,” kata Amin kepada wartawan, Minggu (5/3).
Menurut dia, evaluasi terhadap peristiwa sangat penting agar tidak terjadi lagi kejadian serupa pada masa mendatang.
Sebagaimana diketahui, depo di Plumpang sudah beroperasi sejak 1974. Kondisi depo perlu diperhatikan apakah masih layak atau tidak. Itu harus dievaluasi.
Sebelum terjadi pada Jumat (3/3), kebekaran hebat pernah juga melanda depo Plumpang pada 2009. Selain ada korban jiwa, peristiwa itu menimbulkan kerugian hingga Rp 17 miliar.
“Kami mendesak Pertamina untuk memulihkan pasokan bahan bakar minyak (BBM) untuk wilayah-wilayah yang selama ini dilayani oleh Depo Pertamina Plumpang,” tegasnya.
Terlebih, Depo Pertamina Plumpang dinilai sebagai terminal BBM terpenting di Indonesia. Sebab, depo tersebut menyuplai sekitar 20 persen kebutuhan BBM harian di Indonesia atau sekitar 25 persen dari total SPBU Pertamina.
Selain itu, Thruput (kapasitas aliran) BBM rata rata sebesar 16.504 kiloliter per hari dan wilayah distribusi utamanya meliputi Jabodetabek.
“Agar objektif, investigasi sebaiknya dilakukan tim gabungan yang melibatkan ahli dan aparat penegak hukum,” pungkas Amin.