JawaPos.com – TikTok menjadi pemicu ketegangan baru antara Amerika Serikat (AS) dan Tiongkok. Kini AS mengikuti jejak Uni Eropa dan Kanada. Melarang para pegawai federal mengunduh aplikasi buatan Tiongkok itu di perangkat elektronik yang dipakai untuk bekerja. Jika sudah telanjur mengunduh, mereka diminta menghapus.

Selasa (28/2), Gedung Putih memberikan waktu 30 hari untuk lembaga-lembaga pemerintah guna memastikan para pegawainya patuh dengan keputusan tersebut. ’’Langkah ini menegaskan komitmen berkelanjutan pemerintahan Presiden Joe Biden untuk mengamankan infrastruktur digital kami dan melindungi keamanan serta privasi rakyat Amerika,’’ ujar Kepala Petugas Keamanan Informasi Federal AS Chris DeRusha seperti dikutip BBC.

Sejak Desember tahun lalu, DPR AS sudah mengesahkan Undang-Undang (UU) yang melarang penggunaan TikTok pada ponsel yang dibeli oleh negara untuk para pegawai. Mereka memberi waktu Gedung Putih selama 60 hari untuk mengeluarkan arahan kepada seluruh lembaga pemerintahan. Para pegawai di Gedung Putih, Departemen Pertahanan, Departemen Luar Negeri, dan Departemen Keamanan Dalam Negeri sudah menerapkan aturan itu lebih dulu.

Kongres diperkirakan mengesahkan UU lanjutan dalam beberapa minggu ke depan. Regulasi itu akan memberi Presiden Biden kekuatan untuk melarang aplikasi TikTok secara nasional. Larangan terhadap aplikasi milik perusahaan ByteDance itu bukan tanpa alasan kuat. Sebab, aplikasi tersebut dicurigai telah mengambil data pengguna dan menyerahkannya kepada pemerintah Tiongkok. Beberapa badan intelijen khawatir informasi sensitif dapat terungkap saat aplikasi diunduh ke perangkat pemerintah.

Namun, pihak ByteDance bersikeras bahwa operasional perusahaan mereka tidak berbeda dengan perusahaan media sosial lainnya. Perusahaan yang berbasis di Beijing, Tiongkok, itu menegaskan tidak akan mematuhi perintah untuk mentransfer data.

’’Kami berharap ketika menangani masalah keamanan nasional tentang TikTok di luar perangkat pemerintah, Kongres akan mencari solusi yang tidak akan berdampak menyensor suara jutaan orang Amerika,’’ ujar juru bicara TikTok kepada BBC.

Kebijakan baru AS tersebut tentu saja membuat pemerintah Tiongkok tidak senang. Terlebih, belakangan ini hubungan kedua negara sedang tegang atau tidak baik-baik saja. Ada beberapa pemantik ketegangan. Dalam kasus invasi Rusia ke Ukraina misalnya. AS menuding Tiongkok berpihak ke Rusia dan berencana mengirim senjata ke Moskow.

Lalu, FBI juga memberi pernyataan bahwa asal usul Covid-19 berasal dari laboratorium virus yang bocor di Wuhan, Tiongkok. Selain itu, sebelumnya, militer AS juga menembak balon udara milik Tiongkok karena dituding dipakai untuk memata-matai pertahanan. Kini larangan terhadap aplikasi TikTok pun makin membuat keruh hubungan Tiongkok dan AS.

By admin