JawaPos.com – Pandemi Covid-19 telah mengganggu tatanan kehidupan dari berbagai aspek termasuk menghambat perputaran roda perekonomian. Hal itu berdampak pada bisnis ritel, termasuk supermarket Giant yang berada di bawah Hero Group. Bisnis Giant kini tinggal kenangan karena seluruh gerainya resmi tutup pada akhir Juli 2021. Artinya, mulai Agustus tidak ada lagi gerai Giant yang beroperasi.
Mengutip laman resminya, setelah PT Hero Supermarket Tbk (HERO) melakukan pencatatan saham di Bursa Efek Jakarta pada 1990, Hero Group menjadi member dari ARAN (Asian Retail Affiliation Network). Sehingga Hero Group bisa melakukan aktivitas bisnis dan bekerja sama dengan ritel besar di Asia.
Giant sendiri lahir 10 tahun setelah IPO, Hero Supermarket melebarkan sayapnya dan berubah menjadi Giant untuk segmen Hypermarket. Giant Hypermarket sendiri pertama dibuka di Indonesia pada 2002, berlokasi di Villa Melati Tangerang. Sebagai tambahan untuk kekuatan di segmen ritel, saham Hero Group menjadi lebih besar dengan adanya Giant sebagai hypermarket internasional.
Dairy Farm International Holdings Limited sendiri merupakan sebuah perusahaan ritel raksasa di Asia, dengan dasar hukum pendirian di Bermuda dan terdaftar sebagai saham premium di Bursa Saham London-Inggris.
Pada tahun 2013, bisnis Giant menjalani perubahan identitas dari Giant Hypermarket dan Giant Supermarket menjadi Giant Ekstra dan Giant Ekspres. Perubahan itu juga diikuti dengan perubahan konsep dan pembedaan yang jelas antara kedua format tersebut, dimana Giant Ekstra akan menjadi pemimpin pasar dalam harga murah dengan produk yang lengkap untuk kebutuhan bulanan konsumen dan Giant Ekpres akan menjadi pemimpin pasar dalam harga murah dengan pelayanan cepat untuk melayani kebutuhan mingguan konsumen.
Di tahun 2016, Hero Group terus mendorong format Guardian, Hero Supermarket, Giant Ekstra dan Giant Ekspres dengan mengedepankan diferensiasi merek mereka untuk meraih peluang dari pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Pada 2020, bencana pandemi Covid-19 pun melanda seluruh dunia, hingga bisnis ritel Giant pun ikut terpapar. Hingga pada 25 Mei 2021 Presiden Direktur PT Hero Supermarket Tbk Patrik Lindvall mengumumkan, perusahaan akan memfokuskan bisnisnya ke merek dagang IKEA, Guardian, dan Hero Supermarket yang memiliki potensi pertumbuhan lebih tinggi dibandingkan Giant.
’’Seperti bisnis mumpuni lainnya, kami terus beradaptasi terhadap dinamika pasar dan tren pelanggan yang terus berubah, termasuk menurunnya popularitas format hypermarket dalam beberapa tahun terakhir di Indonesia, sebuah tren yang juga terlihat di pasar global,” ujarnya dalam keterangannya, Selasa (25/5).
Ia menyebut, pihaknya akan mengubah hingga lima gerai Giant menjadi IKEA, yang diharapkan dapat menambah aksesibilitas bagi pelanggan walaupun negosiasi terkait potensi pengalihan kepemilikan sejumlah gerai Giant kepada pihak ketiga masih berlangsung. ’’Kami tetap meyakini bahwa sektor peralatan rumah tangga, kesehatan dan kecantikan, serta keperluan sehari-hari untuk kelas atas memiliki potensi pertumbuhan yang tinggi,” tuturnya.
Selain itu, lanjutnya, perusahaan juga sedang mempertimbangkan untuk mengubah sejumlah gerai Giant menjadi gerai Hero Supermarket. ’’Dalam kurun waktu dua tahun, kami menargetkan akan menggandakan empat kali lipat jumlah gerai IKEA kami dibanding tahun 2020, serta membuka hingga 100 gerai Guardian baru hingga akhir tahun 2022,” tambahnya.
Sementara, Head of Corporate and Consumer Affairs PT Hero Supermarket Tbk Diky Risbianto mengatakan, pihaknya akan mengkonversi hingga lima gerai Giant menjadi IKEA untuk meningkatkan aksesibilitas konsumen ke merek dagang tersebut. ’’Kami masih dalam proses diskusi peralihan gerai hingga proses tersebut terfinalisasi,” ujarnya saat dihubungi JawaPos.com.
Diky mengungkapkan, belum lama ini pihaknya sendiri telah membuka sebuah gerai IKEA seluas 31.500 meter persegi di Bandung dan kami akan membuka gerai IKEA seluas 35.000 meter persegi di Jakarta Garden City tahun ini.
Ia menambahkan, untuk saat ini perusahaan belum dapat memberikan angka atau informasi apapun secara detail. Namun, pihaknya melihat potensi pertumbuhan yang lebih tinggi dari IKEA, Guardian dan Hero Supermarket dan akan memfokuskan investasi dalam proses pengembangan ketiga brand tersebut. ’’Kami berencana untuk meningkatkan investasi di infrastruktur rantai pasokan kami dan mempersiapkan kemampuan kami untuk bertumbuh lebih lanjut,” ungkap dia.
Pemerintah pun ikut turun tangan terkait penutupan gerai Giant. Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker) akan memberikan pelatihan vokasi bagi pekerja Giant yang mengalami Pemutusan Hubungan Kerja (PHK). Sehingga, pekerja yang terkena PHK dapat meningkatkan atau alih keterampilan, sehingga dapat masuk kembali ke pasar kerja atau berwirausaha mandiri.
’’Ibu Menaker sudah ada arahan kepada saya, Sekjen, dan Dirjen Bina Pelatihan (Binalatvoktas), untuk mengundang teman-teman pekerja mantan Giant, untuk mengikuti pelatihan di Balai-balai Latihan Kerja (BLK) Kemnaker,” kata Dirjen PHI dan Jamsos Kemnaker Indah Anggoro Putri dalam keterangannya.
Putri juga mengatakan, pihaknya telah memanggil manajemen PT Hero Supermarket Tbk. Dari pertemuan tersebut, pihak manajemen PT Hero Supermarket akan berupaya menempatkan eks pekerja Giant ke unit usaha lain dari perusahaan tersebut. ’’Namun nanti akan ada waktu tunggu dalam proses penempatan unit usaha lain tersebut. Oleh karananya, kita membekali mereka keterampilan sembari menunggu waktu tersebut,” tuturnya.
Putri menjelaskan, pelatihan vokasi di BLK diperuntukan bagi angkatan kerja untuk membekali keterampilan (skilling), meningkatkan keterampilan (up skill), ataupun alih keterampilan (reskill). ’’Harapannya eks pekerja Giant yang mengikuti pelatihan memiliki alternatif untuk mencari pekerjaan lain atau berwirausaha secara mandiri,” jelasnya.
Selain itu, Putri menambahkan, Kemnaker melalui Ditjen Binapenta dan PKK juga menyiapkan langkah alternatif bagi pekerja yang terkena PHK, yaitu Program Tenaga Kerja Mandiri (TKM). “Ada arahan Ibu Menteri untuk merangkul para pekerja mantan dari Giant, walaupun mereka mendapatkan hak,” tukasnya. (*)