JawaPos.com- Di wilayah Surabaya Raya, hanya Gresik yang gagal meraih kembali Piala Adipura 2022. Kota Surabaya meraih Adipura Kencana lantaran 3 tahun berturut-turut penghargaan itu tidak lepas. Adapun Sidoarjo, akhirnya berhasil merebut kembali setelah hampir 5 tahun lepas.
Berdasarkan catatan Jawa Pos, sudah sejak 2015 silam, Pemkab Gresik gagal meraih penghargaan bidang kebersihan dan lingkungan hidup program Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) RI tersebut sejak 2014. Padahal, beberapa upaya relatif sudah dilakukan.
Kondisi itupun membuat Bupati Gresik Fandi Akhmad Yani terpacu. Rabu (1/3), saat memberikan sambutan di aksi menanam pohon yang diselenggarakan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Gresik dalam rangka HPN 2023 di Desa Pandanan, Kecamatan Duduksampeyan, bupati pun tegas mematok target.
‘’Sidoarjo juga akhirnya dapat Adipura. Belajar banyak ke Sidoarjo. Tahun depan, Bu Kepala Dinas LH (Lingkungan Hidup), Kabupaten Gresik harus dapat. Siap?’’ ungkap Yani, panggilan akrabnya.
Kepala Dinas LH Pemkab Gresik Sri Subaidah yang juga datang di acara itupun menyatakan siap. Hadir pula dalam kesempatan itu Ketua DPRD Gresik M. Abdul Qodir dan beberapa pejabat lainnya. Dalam kegiatan itu, ditanam ratuan pohon Tabebuya di jalur nasional Gresik-Lamongan.
‘’Kami sangat mengapresiasi apa yang dilakukan oleh teman-teman PWI Gresik. Mudah-mudahan ini menginspirasi yang lain dan menjadi gerakan masif. Menanam pohon adalah merawat kehidupan, seperti tema yang diangkat,’’ kata politisi yang juga ketua DPC PKB Gresik.
Seperti diberitakan, Kota Pudak tidak masuk 10 kabupaten/kota di Jatim yang mendapatkan Piala Adipura itu. Namun, Gresik hanya menerima sertifikat Adipura bersama 15 daerah lainnya.
Menanggapi itu, Kepala Dinas LH Pemkab Gresik Sri Subaidah mengatakan, penilaian Adipura itu dilakukan pada Oktober 2022 lalu. Saat itu, Gresik masih memiliki banyak kekurangan. Di antaranya, alat-alat yang ada di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Ngipik.
Sebetulnya, lanjut dia, kinerja DLH dalam sejumlah indikator penilaian cukup bagus. Misalnya, pengelolaan sampah dan ruang terbuka hijau (RTH) yang bersih, hijau, teduh dan berkelanjutan. Lalu, ada pula pembinaan masyarakat dalam pengelolaan sampah dari sumbernya, yaitu rumah tangga.
“Untuk poin-poin itu sebetulnya kami mendapat nilai yang bagus. Namun, ada catatan kenapa Gresik tidak meraih Adipura,” ujarnya.
Subaidah mengatakan, catatan yang membuat Gresik tidak meraih Piala Adipura itu tidak lain keberadaan TPA Ngipik. Di Gresik, sejauh ini persoalan TPA yang overload masih belum bisa tertangani. Padahal, TPA bersangkutan sudah sejak 2018 sudah dinyatakan overload.
Meski 2022 hanya mendapat sertifikat, Subaidah optimistis tahun depan Gresik bisa mendapatkan kembali Adipura. Sebab, saat ini pemkab sedang membangun Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST) di Belajanrejo, Kecamatan Kedamean. “Dengan TPA baru ini, nanti catatan tahun ini bisa diperbaiki. Mudah-mudahan tahun berikutnya bisa,” pungkasnya.