JawaPos.com- Hampir etiap tahun SMPN 2 Tanggulangin, Sidoarjo, terendam banjir. Tak terkecuali tahun ini. Bahkan, kini sebagian siswa masih harus belajar di masjid dan daring karena kelas terendam. Para guru ingin sekolah tersebut direlokasi. Sementara itu, Pemkab Sidoarjo masih mempertimbangkannya.
Waka Bidang Kurikulum SMPN 2 Tanggulangin Dwi Supriyantoro menilai kegiatan belajar-mengajar di sekolahnya tidak efektif saat banjir. Sebagian siswa harus belajar online dan di masjid. Beberapa kali siswa juga belajar hanya setengah hari karena terkendala banjir. ’’Tentu pembelajaran jadi tidak efektif,’’ katanya.
Belum lagi, waktu pembelajaran juga berkurang karena harus bersih-bersih dulu. Sudah dibersihkan dari lumpur, air ternyata masuk lagi. Dwi mengatakan, keinginan warga sekolah adalah relokasi. Bahkan, pihaknya sudah menyampaikan usulan relokasi ke Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Sidoarjo.
’’Sempat kami sampaikan, bahkan sejak dua tahun lalu. Tapi, belum ada keputusan,’’ jelasnya. Usulan relokasi tersebut tidak hanya datang dari para guru. ’’Inginnya relokasi semuanya. Siswa dan orang tua siswa juga sudah sepakat relokasi,’’ lanjutnya. Mereka ingin sekolah direlokasi ke daerah yang aman dari banjir. ’’Misalnya, ke Desa Putat atau Desa Ngaban, Tanggulangin,’’ sarannya.
Kepala Dikbud Sidoarjo Tirto Adi mengatakan, memang ada wacana untuk merelokasi sekolah tersebut. Namun, keputusan itu belum final. Pemkab Sidoarjo masih melakukan banyak pertimbangan. ’’Belum konkret. Jadi, sementara masih memanfaatkan fasilitas yang ada,’’ katanya.
Menurut Tirto, pihaknya harus membahas relokasi tersebut secara mendalam bersama organisasi perangkat daerah terkait. Misalnya, Dinas Pekerjaan Umum, Bina Marga, dan Sumber Daya Air (DPUBMSDA) Sidoarjo serta Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Sidoarjo. Sebab, untuk relokasi, banyak yang harus disiapkan. Mulai penyediaan lahan hingga pembangunan fisik bangunannya.
Idealnya, lanjut Tirto, memang perlu ada solusi jangka panjang. ’’Karena saat musim hujan, sekolah selalu banjir dan anak-anak belajar kurang nyaman,’’ katanya. Namun, terkait relokasi, masih butuh banyak pertimbangan. ’’Untuk saat ini, kami masih fokus pembangunan SMPN di Tulangan dan Prambon,’’ tuturnya.
Bupati Sidoarjo Ahmad Muhdlor mengatakan, memang ada kemungkinan sekolah tersebut bakal direlokasi. ’’Tapi, masih dipertimbangkan,’’ ujarnya.
Jika nanti relokasi terlaksana, dia menyebut ada sejumlah kriteria. Salah satunya, lahan yang digunakan harus berada di sisi timur Kecamatan Tanggulangin sehingga tidak terlalu dekat dengan SMPN 1 Tanggulangin.
Tujuannya, warga di sisi timur Tanggulangin bisa tetap dekat dalam mengakses fasilitas pendidikan. ’’Cari tempat di sisi timur, tapi yang representatif. Yang agak tinggi sehingga aman dari banjir,’’ katanya.