JawaPos.com–Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprakirakan gelombang tinggi masih berpotensi terjadi di laut selatan Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Daerah Istimewa Jogjakarta dalam beberapa hari ke depan.
”Itu karena hingga saat ini masih berlangsung musim angin baratan,” kata Kepala Kelompok Teknisi BMKG Stasiun Meteorologi Tunggul Wulung Cilacap Teguh Wardoyo seperti dilansir dari Antara di Cilacap, Rabu (1/3).
Dia mengatakan, laut selatan Jabar-DIJ memasuki masa transisi dari musim angin baratan menuju angin timuran diprakirakan akan berlangsung pada pertengahan hingga akhir Maret. Tinggi gelombang relatif kondusif atau pada kategori rendah hingga sedang dan akan kembali meningkat saat memasuki musim angin timuran.
Lebih lanjut, dia memprakirakan tinggi gelombang 2,5-4 meter yang masuk kategori tinggi berpotensi terjadi di wilayah perairan selatan Jabar-DIJ maupun Samudra Hindia selatan Jabar-DIY pada Rabu (1/3) hingga Kamis (2/3). Gelombang tinggi tersebut dipengaruhi pola angin di laut selatan Jabar-DIJ yang dominan bergerak dari arah barat hingga barat laut dengan kecepatan 5-30 knot.
”Prakiraan tinggi gelombang tersebut memang lebih rendah dari kondisi satu hari sebelumnya yang berpotensi mencapai 4-6 meter atau masuk kategori sangat tinggi,” jelas Teguh Wardoyo.
Kendati demikian, dia mengatakan, tinggi gelombang 2,5-4 meter tetap memiliki risiko terhadap pelayaran. Sehingga, pihaknya kembali mengeluarkan peringatan dini gelombang tinggi yang berlaku pada tanggal 1-2 Maret dan akan segera diperbarui jika ada perkembangan lebih lanjut.
Terkait dengan peringatan dini gelombang tinggi tersebut, Teguh mengimbau seluruh pengguna jasa pelayaran memperhatikan risiko tinggi gelombang terhadap keselamatan pelayaran. Sebab, berdasar analisis, kecepatan angin lebih dari 15 knot dan tinggi gelombang di atas 1,25 meter berisiko terhadap perahu nelayan.
Dia menjelaskan, kecepatan angin lebih dari 16 knot dan tinggi gelombang di atas 1,5 meter berisiko terhadap tongkang dan kecepatan angin lebih dari 21 knot dengan tinggi gelombang di atas 2,5 meter berisiko kapal feri.
”Kecepatan angin lebih dari 27 knot dan tinggi gelombang di atas 4 meter berisiko terhadap kapal ukuran besar seperti kapal kargo dan kapal pesiar,” terang Teguh Wardoyo.
Selain itu, dia menambahkan, wisatawan yang berkunjung ke pantai selatan Jabar-DIJ diimbau untuk tidak berenang atau bermain air. Terutama di wilayah pantai yang terhubung langsung dengan laut lepas karena tinggi gelombang 2,5-4 meter dapat terjadi sewaktu-waktu.