JawaPos.com – Selama pandemi, banyak siswa yang sulit belajar jarak jauh karena beragam alasan. Misalnya, tidak memiliki sarana yang cukup dan kondisi rumah yang tidak kondusif untuk pembelajaran online. Banyak siswa yang akhirnya memilih absen dari keikutsertaan dalam kelas daring.
Problem tersebut diungkapkan guru BK SMAN 15 Nurmalahayati. Dia mengungkapkan bahwa beberapa siswa mengalami ketertinggalan dalam beberapa mata pelajaran (mapel). ”Mereka ini kalau dipaksa untuk mengejar ketertinggalannya sendirian kasihan, terlalu berat. Karena itu, saya minta kepada kepala sekolah, apa yang bisa ditawarkan sekolah untuk membantu mereka. Dari referensi yang saya baca, sekolah bisa memanfaatkan momen liburan akhir semester untuk mengadakan semacam bimbingan intensif,” paparnya..
Dari situ muncul gagasan bernama Kelas Kasih Sayang. Kelas itu mampu mewadahi sekitar 80 siswa kelas X dan XI yang tertinggal beberapa mapel. Mereka dikumpulkan dalam beberapa kelompok serta dibantu guru mapel dan BK untuk mengejar ketertinggalan. Tidak hanya didampingi secara kognitif-afektif, tetapi juga difasilitasi secara klinis untuk melakukan konseling demi memulihkan kondisi sosio emosional.
”Mereka belajar bareng teman-temannya yang juga tertinggal untuk mengejar kompetensi. Jadi, mereka nggak merasa sendiri karena di situ terbangun support system. Mereka tidak dipaksa atau dituntut mengejar semua ketinggalannya sama dengan anak-anak yang tidak berkendala sehingga ringan,” jelasnya.
Santi –panggilan akrab Nurmalahayati– menyatakan, siswa juga diminta membuat semacam jurnal. Tujuannya, ketika mengalami kondisi serupa, nanti mereka bisa berdaya untuk mengatasi masalah-masalah sendiri. Kelas Kasih Sayang diprogram dalam tiga pekan. Awalnya, kelas tersebut diadakan secara offline di sekolah, tetapi kemudian dilanjutkan secara daring saat ada kebijakan PPKM.
”Jika siswa dibiarkan menyelesaikan ketertinggalannya sendiri, dampaknya dia akan sering absen di kelas daring seperti semester lalu karena merasa payah dan frustrasi duluan,” ungkapnya.
Sekolah pun sangat merasakan dampak dari adanya Kelas Kasih Sayang. Salah satu indikatornya, kehadiran siswa saat kelas daring menunjukkan peningkatan signifikan. ”Rencananya, kami tidak menunggu akhir semester, tapi mengadakan lagi di tengah semester pada September mendatang. Karena lebih cepat diindentifikasi kesulitannya, lebih cepat pula diperbaiki,” tandasnya.