JawaPos.com – Universitas Lampung (Unila) menggelar Diskusi buku “(Bukan) Kisah Sukses Erick Thohir”. Acara bedah buku ini dihadir langsung oleh penulis Abdullah Sammy dan diikuti oleh ratusan mahasiswa.
Hadir juga pemerhati olah raga Fritz Simanjuntak dan atlet angkat besi Eko Yuli Irawan. Dalam acara bedah buku terungkap bagaimana menteri BUMN Erick Thohir yang gagal meraih mimpi menjadi atlet basket, menemukan cara untuk terus konsisten berada di dunia olah raga yang ia cintai.
Abdullah Sammy mengatakan, Erick tidak menyerah saat terbentur kendala fisik. Dia tetap semangat dan tidak kehilangan konsistensi kecintaanya pada dunia olah raga dan melihat ada peran lain yang bisa diambil di dunia olah raga.
Senada dengan Sammy, pemerhati olah raga Fritz Simanjuntak juga menilai bahwa dedikasi seseorang terhadap dunia olah raga tidak hanya bisa dilakukan oleh seorang atlet.
“Kelebihan seorang Erick Thohir adalah tidak pernah berhenti melakukan inovasi terhadap dirinya sendiri”
Sementara itu atlet angkat besi, sekaligus peraih medali olimpiade Eko Yuli Irawan yang dalam buku disebut sebagai salah satu atlet kebanggaan Erick Thohir mengatakan ide Erick Thohir lah untuk mempromosikan atlet – atlet Indonesia sebagai lokal hero.
Menurut dia, dengan semakin dikenalnya atlet – atlet dari cabang olah raga yang sebelumnya tidak terlalu dikenal berdampak positif terhadap performa saat bertanding sehingga mereka mampu membuktikan prestasi yang lebih baik saat Asian Games 2018.
“Kerja keras beliau membuktikan, jadi tugas kita juga membuktikan prestasinya. Jadi saling percaya, saling memberikan yang terbaik. Saya saking percayanya sejak 2012 merasa berhutang medali emas sampai sekarang. Saya ingin membuktikan untuk beliau juga,” tutur Eko.
Diketahui, Universitas Lampung adalah kampus ketiga diselenggarakannya bedah buku Erick Thohir. Setelah Lampung, bedah buku akan digelar di kota Surabaya, Medan, Bandung, Yogyakarta dan Jakarta.
Bedah buku ini dimaksudkan untuk membangkitkan semangat generasi muda dalam mengejar mimpi dan tidak patah semangat ketika menghadapi kegagalan, bully dan bahkan cemooh orang sekitar.
“Buku ini untuk anda semua. Jangan pernah berhenti. Lanjutkan terus apa yang anda lakukan, teruslah berkarya,” tutur Fritz Simanjuntak.