JawaPos.com- Lima tahun Piala Adipura tidak mampir ke Sidoarjo, akhirnya kini kembali lagi. Selasa (28/2), Bupati Sidoarjo Ahmad Muhdlor Ali menerima penghargaan itu langsung dari Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya di Jakarta.
‘’Alhmadulillah. Kerja sebaik-baiknya itu sudah kewajiban, kalau mendapat penghargaan itu bonus,’’ kata Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Pemkab Sidoarjo M. Bahrul Amig, kepada Jawa Pos, Selasa (28/2).
Bagi Sidoarjo, tentu saja Piala Adipura itu membanggakan. Terakhir, apresiasi tertinggi bidang lingkungan hidup itu diterima pada 2017 silam.
Sejak awal, DLH Sidoarjo memang optimistis tahun ini bisa memboyong kembali piala tersebut. Berbagai upaya sudah dilakukan. Sinergisitas antar organisasi perangkat daerah (OPD) berjalan baik dan saling mendukung.
Dalam pengolahan sampah di tempat pengolahan sampah terpadu (TPST) maupun di Tempat Pemrosesan Akhir (TPA), misalnya. Tidak hanya sekadar pengangkutan atau memindah sampah. Namun, juga sistem pengelolaan sampah dan pengurangan sampah.
Nah, dalam setahun terakhir, DLH Sidoarjo semakin getol menggenjot pengolahan sampah. Bahkan, berhasil mengubah sampah menjadi bahan bakar seperti briket. Kerja sama hasil briket itupun sudah dilakukan. Di antaranya kerja sama pemanfaatan bahan bakar jumputan padat (BBJP) hasil produksi di TPA Jabon sebagai campuran bahan bakar di pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) milik PT Pembangkit Jawa Bali (PJB).
Sejauh ini, Sidoarjo sudah meraih Adipura sebanyak 8 kali. Yakni, pada 2009, 2011, 2012, 2013, 2014, 2015, 2016, dan terakhir 2017. Kini, setelah berhasil meraih kembali, maka bertambah menjadi 9 kali. Cukup banyak dibandingkan kabupaten lain.
”Tentu pemghargaan ini bukan merupakan akhir. Namun, awal dari semangat untuk terus lebih baik lagi. Kami juga terus mengharapkan dukungan dari masyarakat untuk bersama-sama menjaga lingkungan dan kebersihan,” ungkap Amig,