JawaPos.com – Sepanjang enam hari pertama putaran final cabang olahraga (cabor) renang dilombakan pada Olimpiade Tokyo 2020, belum ada satu pun rekor dunia yang tercatat dari nomor individu.
Hingga akhirnya, pada hari ketujuh kemarin (30/7), perenang Afrika Selatan Tatjana Schoenmaker memecahkan kebuntuan tersebut.
Perenang 24 tahun itu meraih medali emas dari nomor 200 meter gaya dada putri dengan catatan waktu 2 menit 18,95 detik.
Raihan tersebut sudah cukup untuk membuatnya memecahkan rekor dunia yang sebelumnya dipegang perenang Denmark Rikke Moller Pedersen di Kejuaraan Dunia Barcelona 2013. Saat itu Pedersen membukukan catatan waktu 2 menit 19,11 detik.
”Aku sama sekali tidak membayangkan bisa meraih ini semua,” ucap Schoenmaker dilansir Associated Press. ”Aku mungkin tidak bisa mendapatkan penampilan sebaik ini lagi pada masa mendatang,” tambahnya.
Itulah medali emas pertama yang diraih kontingen Afrika Selatan (Afsel) di Olimpiade Tokyo. Sebelumnya, Schoenmaker juga mempersembahkan medali perak untuk Afsel saat turun di nomor 100 meter gaya dada.
Dua perenang Amerika Serikat (AS), yakni Lilly King dan Annie Lazor, meraih medali perak dan perunggu di nomor 200 meter gaya dada ini. Namun, keduanya finis dengan catatan waktu cukup jauh dari Schoenmaker. King finis dengan catatan waktu 2 menit 19,92 detik. Sementara, Lazor membukukan catatan waktu 2 menit 20,84 detik.
Sebelum Schoenmaker, rekor dunia renang di Olimpiade Tokyo ini hanya terjadi di dua nomor estafet putri. Sulitnya pemecahan rekor dunia untuk cabor renang di Olimpiade Tokyo ini sangat mungkin adalah dampak pandemi Covid-19 yang melanda sebagian besar negara di dunia.
Pandemi memaksa para atlet renang membatasi jadwal latihan mereka dengan aturan-aturan tambahan yang lebih ketat dalam persiapan Olimpiade. Lebih dari itu, penundaan Olimpiade selama setahun juga berpengaruh pada peak performance para atlet.