JawaPos.com- Tahapan Pemilu 2024 terus berjalan. Partisipasi segenap elemen masyarakat menjadi salah satu indikator kesuksesan pemungutan suara tersebut. Senin (27/2), PC Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Gresik pun mendeklarasikan diri siap untuk menyukseskan Pemilu 2024 demi terwujudnya kesejahteraan rakyat.
Sebelumnya, mereka menggelar Diskusi Kepemiluan di Gedung PCNU Gresik, Jalan dr Wahidin Sudirohusodo. Hadir sebagai seorang narasumber Komisioner KPU Gresik Divisi Sosialisasi dan SDM Makmun. Diskusi itu juga mengundang beberapa organisasi mahasiswa dan elemen masyarakat lain.
’’Melalui diskusi ini yang ingin kami refleksikan adalah pesta demokrasi 2024 dapat menjadi sarana bagi peningkatan kesejahteraan rakyat, sesuai tujuan dasarnya,” kata Ketua II PMII Gresik Wayut Vandiky.
Dalam kesempatan itu, Makmun menjelaskan, pemilu merupakan sebuah sarana konsolidasi bangsa. Karena itu, sangat penting bagi segenap elemen masyarakat untuk terlibat dan mengambil peran dalam demokrasi Indonesia. “Nah, di sinilah letak pentingnya kader-kader PMII, sebagai wujud keikutsertaan dalam pembangunan bangsa, ikut memastikan Pemilu 2024 telah berjalan jurdil,” ungkapnya.
Jika pemilu berjalan sesuai ketentuan yang berlaku dan warga bisa memberikan hak suaranya secara demokratis, lanjut Makmun, maka indikator bahwa keterkaitan pemilu dengan kesejahteraan rakyat semakin besar. Sebab, pemungutan suara itu akan melahirkan para pemimpin yang bekerja untuk rakyat.
“Apalagi, banyak kader PMII Gresik yang juga menjadi penyelenggara pemilu di tingkat desa, maka sebagai kader dan penyelenggara pemilu, harus bisa bekerja secara profesional dan berintegritas,” tambah Makmun.
Masih Ada Masalah Coklit Pemilih
Sementara itu, pemutakhiran data pemilih Pemilu 2024 terus berjalan sejak 12 Februari lalu. Petugas pemutakhiran data pemilih (Pantarlih) door to door, dari rumah ke rumah, untuk melakukan pencocokan dan penelitian (coklit). Tahapan itu berlangsung hingga 14 Maret mendatang.
Selama tahapan itu berjalan, Bawaslu Gresik mencatat masih terdapat sejumlah kesalahan yang dilakukan petugas. Di antaranya, tidak mencatat orang yang sudah meninggal hingga tidak memberikan stiker rumah bagi yang sudah dicoklit.
M. Syafi’ Jamhari, komisioner Bawaslu Gresik Divisi Pencegahan, Humas, dan Partisipasi Masyarakat, menyebut, temuan itu disebabkan karena belum semua Pantarlih memahami mekanisme dan prosedur coklit data pemilih. ’’Saran perbaikan dari kami, KPU harus lebih serius menangani temuan-temuan itu agar coklit tidak dilakukan asal-asalan,” ungkapnya pada awak media.
Beberapa data yang didapat Bawaslu, kasus Pantarlih tidak mencoret data pemilih yang meninggal antara lain terjadi di Desa Sungonlegowo, Kecamatan Bungah. Lalu, rumah yang sudah dicoklit tetapi tidak ditempel stiker terjadi di Kecamatan Kedamean.
Masalah lain yang ditemukan, pemilih dalam satu KK dan satu rumah, namun berada di TPS berbeda. Kasus itu terjadi di wilayah Kecamatan Panceng dan Kecamatan Ujungpangkah.
“Perbaikan pada tahapan ini demi menyukseskan Pemilu 2024 supaya tidak timbul masalah di kemudian hari,” terangnya.
Masalah lain, lanjut Jamhari, gangguan teknis pada aplikasi e-coklit yang dipalai Pantarlih saat mencoklit. ‘’Hal ini juga cukup menyulitkan kinerja Pantarlih. Yang pasti, kami terus berkomitmen untuk memastikan bahwa setiap hak pilih terkawal dengan baik,” tandasnya.