JawaPos.com – Sudah dua tahunWali Kota Eri Cahyadi menakhodai Surabaya, apa saja capaian yang dipersembahkan untuk Surabaya? Berikut petikan wawancara Jawa Pos.
—
Apa saja yang sudah diraih selama dua tahun ini?
Kalau saya bilang, ini baru setahun. Karena setahun itu mengurusi Covid-19. Saya kerja itu mulai Maret 2022. Dua tahun bekerja, tapi setahun melawan Covid-19. Kemiskinan yang awalnya 5,3 persen sekarang menjadi 4,7 persen. Pengangguran yang di 2021 sebelumnya 9,7 persen sekarang menjadi 7,3 persen. Kemudian, ekonomi bergerak di 7,3 persen. Di atasnya provinsi dan nasional. Terakhir adalah stunting berdasar survei SSGI mencapai 28,9 persen di 2021. Ternyata di 2022 bisa menjadi 4,8 persen. Terendah se-Indonesia.
Kemudian, yang bisa membuat saya tersenyum bahagia itu adalah ini bukan karena wali kotanya. Tapi, ini karena warganya guyub dan gotong royong.
Apakah Cak Eri menyebut semua capaian ini sebagai usaha seorang wali kota?
Selama dua tahun yang saya bentuk itu guyub, rukun, harmonis, dan gotong royong. Ternyata, membangun manusia itu jauh lebih berat daripada membangun sing ketok mripat. Alhamdulillah, sekarang Surabaya sudah bergerak. Saya ingin Surabaya ini boleh menjadi metropolitan, tetapi tetap ada guyub rukunnya.
Pada 2022, rakyat menilai 90,26 persen puas dengan kinerja Pemkot Surabaya. Bagaimana tanggapannya?
Ketika saya baru menjadi wali kota, saya merasakan betul ada jarak dengan warga. Sehingga yang pertama harus dilakukan adalah pelayanan harus bisa turun ke bawah. Pelayanan di kelurahan dan kecamatan itu sampai di balai RW. Saat ini untuk Senin, Rabu, dan Jumat, saat jam kerja ada di balai RW. Selasa dan Kamis ada di balai RW, tapi malam hari.
Kedua, ada Sambat Warga yang saya lakukan tiga bulan berturut-turut. Sekarang masih ada, tapi hadirnya lewat Zoom. Ketika camat dan lurah tidak bisa menyelesaikan masalah, warga bisa langsung wadul ke saya. Ketiga, nomor telepon pejabat publik dipasang di website dan media sosial. Saya kira di Indonesia baru Surabaya yang berani melakukan ini.
Dari awal memimpin, Cak Eri juga memperlakukan UMKM ini dengan penuh perhatian. Bagaimana perubahannya?
Pergerakan ekonomi itu 90 persen tergantung dari pergerakan UMKM. Di situlah saya menggerakkan UMKM. Selama ini Pemkot Surabaya terkadang gembar-gembor pakai UMKM. Tapi, memakai produk UMKM malu. Apakah seperti itu bisa dikatakan sebagai pemimpin? Saya minta langsung aplikatif. Ojok teori atau pencitraan saja.
LKPP juga bilang bahwa Surabaya ini dari segi komponen dalam negeri paling besar se-Indonesia, yakni Rp 1,7 triliun. APBD Pemkot Surabaya yang diserap UMKM juga terbesar se-Indonesia mencapai Rp 1,2 triliun. Tahun ini targetnya Rp 3 triliun.
Bagaimana tahun 2023 ini? Apa saja targetnya?
Kemiskinan ekstrem harus sudah lepas. Stunting nol dan pengangguran tinggal 2 persen. Apakah ini gila? Tidak. Kalau pemerintah ini serius, kalau pemerintah bisa membuat anggaran untuk ini, pasti bisa. Tapi, tidak pernah dipikirkan oleh teman-teman anggaran ini didetailkan berapa.