JawaPos.com- Haji Ali Rokhman, nelayan asal Pangkah Wetan, Gresik, yang hilang tersapu ombak akhirnya ditemukan. Jenazah pria yang juga ketua DPC Kesatuan Nelayan Tradisional Indonesia (KNTI) Ujungpangkah itu mengapung di wilayah Perairan Madura, Senin (27/2).
‘’Betul, sudah ditemukan oleh saudara-saudara nelayan di Madura tadi pagi pukul 10.00 WIB. Setelah tiba di rumah duka, tidak lama almarhum sudah langsung dimakamkan,’’ ungkap Kepala Desa Pangkah Wetan Saifullah Mahdi.
Sebagaimana pernah diberitakan, kecelakaan laut terjadi lagi di tengah cuaca akstrem dalam beberapa pekan terakhir. Sabtu (25/2) sore, perahu nelayan asal Pangkah Wetan, dihantam ombak.
Perahu tersebut dinaiki Ali Rokhman, 51, dan Aziz. Dalam perjalanan pulang selepas melaut, gelombang dan angin kencang datang. Perahu yang ditumpangi korban pun tersapu ombak. Perahu tenggelam.
Kecelakaan itu kemudian memisahkan Ali dan Azis. Sebetulnya, Azis yang berusia masih muda, berupaya menolong Ali. Namun, Ali sudah kelelahan akhirnya tidak kuat. Kedua korban terpisah. Bersyukur, ada perahu lain yang datan dan berhasil menolong Azis. Setelah itu, mereka mencari Ali.
‘’Ternyata tidak ditemukan, ombak pada Sabtu sore itu semakin besar hingga diputuskan pencarian dilanjutkan Minggu, namun belum juga ketemu. Alhamdulillah, akhirnya ditemukan. Semoga almarhum husnul khotimah,’’ ungkap Sandi, panggilan Saifullah Mahdi.
Sebelumnya, Kepala Kelompok Unit Prakirawan BMKG Maritim Tanjung Perak Surabaya Ady Hermanto menyarankan para nelayan tak melakukan kegiatan melaut saat awan mulai gelap atau mendung. “Apabila menemui awan gelap di tengah laut maka harus menunda aktivitas melautnya,” ujarnya.
Dia menyampaikan kondisi cuaca di wilayah perairan bagian utara dan selatan Jawa Timur masih memiliki potensi diguyur hujan dengan intensitas sedang hingga tinggi. Selain itu, hujan juga disertai embusan angin dengan kecepatan antara 15-30 knot, sekaligus berpotensi muncul gelombang laut setinggi 2-2,5 meter.
Kondisi cuaca buruk dipengaruhi adanya daerah konvergensi di sekitaran Laut Jawa. Yakni, pertemuan massa udara dari utara khatulistiwa dengan massa udara dari selatan khatulistiwa. Kondisi itu diperparah munculnya gelombang Rossby dan Kelvin di wilayah atmosfer.