BERPENGALAMAN dan telah menelurkan 25 buku tidak lantas membuat Irjen Dedi Prasetyo selalu lancar ketika menulis. Ide kadang masih kerap menggantung. Namun, Kadivhumas Polri itu punya trik untuk kembali menemukan ide menulis.
Kalau ide sudah mentok, kata Dedi, biasanya dirinya akan ngopi. Lalu refreshing sejenak dengan melihat video-video di YouTube. ”Setelah itu baru lancar untuk menulis lagi,” ujarnya.
Saat ini sebenarnya ada dua buku yang dia susun. Yang pertama ada revisi, yakni buku Radikalisme, Terorisme, dan Deradikalisasi. ”Saya mau menambahkan revisi, dari hasil penelitian PTIK dan Kompolnas,” paparnya.
Untuk buku kedua, Dedi sedang menyusun buku soal restorative justice. Dia mengatakan, semua itu merupakan kontribusi bagi kepolisian dan masyarakat. ”Ambisi akademis sekaligus hobi saja,” ujarnya lalu tertawa.