JawaPos.com – Pelatih Paris Saint-Germain, Christophe Galtier, harus ditahan oleh stafnya dari perkelahian dengan penggemar Marseille. Pertikaian itu terjadi setelah kemenangan besar timnya di puncak Ligue 1.
Ada banyak tekanan di pundak Galtier, apalagi berkat penampilan buruk timnya setelah Piala Dunia 2022.
Kekalahan mereka dari Marseille, Monaco, dan Bayern Muenchen di tiga kompetisi berbeda dalam sepekan memunculkan rumor bahwa Thomas Tuchel bisa kembali ke ibu kota Prancis.
Namun, Lionel Messi mengambil beberapa tekanan dari pundak pelatihnya itu. Messi mencetak satu gol, melengkapi dua gol yang dicetak Kylian Mbappe saat PSG menang 3-0 atas Marseille.
Mbappe membuka skor pada menit ke-25, setelah tuan rumah menempatkan rival sengit mereka di bawah tekanan awal.
Pemain Prancis itu kemudian memberi umpan kepada Messi hanya empat menit berselang untuk menggandakan skor. Dengan umpan brilian, pemain asal Argentina itu mencetak gol ke-700 dalam karirnya.
Mbappe kemudian mencapai tonggak sejarahnya sendiri pada menit ke-55, mencetak gol ke-200 dan menyamai Edinson Cavani sebagai pencetak gol terbanyak klub sepanjang masa.
Cukup sulit dipercaya mengingat dia tidak memulai karirnya di ibu kota Prancis, membuat terobosan bersama Monaco, dan masih berusia 24 tahun.
Mungkin tidak mengherankan mengingat dia sudah mencetak lima gol di putaran final Piala Dunia, dan dirinya menjadi orang kedua yang mencetak hat-trick dalam pertandingan tersebut.
Dengan kontraknya yang akan berakhir hanya dalam waktu satu tahun, kemungkinan akan ada spekulasi tentang masa depannya lagi di musim panas.
Dia mencoba untuk mengambil tanggung jawabnya dengan serius, memberi tahu rekan satu timnya bahwa mereka bisa membalikkan kekalahan di Liga Champions dari Bayern. Itu pun jika mereka mempersiapkan diri dengan baik.
Sayang, capaian itu tak berbanding lurus dengan Galtier. Pelatih berusia 56 tahun itu hampir berkelahi dengan beberapa penggemar lawan usai laga.
Galtier menuding fans itu memberikan provokasi yang tak dapat diterima. Beruntung, Galtier tak melakukan tindakan konyol yang membuat timnya mengalami kerugian.