JawaPos.com – Partai Amanat Nasional (PAN) terus bergerak menyambut Pemilu 2024. Kemarin (26/2) mereka menggelar rapat koordinasi nasional (rakornas) di Semarang. Presiden Joko Widodo hadir. Dalam kesempatan itu, Jokowi mengingatkan parpol agar tidak salah memilih mitra koalisi.
Semangat koalisi parpol dalam pemilu harus memperkuat kebangsaan dan persatuan. Bukan malah memecah belah bangsa. Karena itu, PAN tidak boleh salah memilih mitra koalisi. ’’Koalisi harus perkuat kerja sama kebangsaan kita, sehingga persatuan tetap terjaga,” kata Jokowi.
Presiden juga meminta PAN konsisten dalam mencari suara. Selama ini, suara PAN tinggi di Sumatera Barat. ’’Tapi, yang saya kaget di Jawa Tengah. Dulu di Jawa Tengah ini selalu dapat delapan, tetapi di (Pemilu) 2019 tidak mendapatkan sama sekali,” ungkapnya.
Jokowi juga menyebut, pada Pemilu 2024, mayoritas pemilih berusia 40 tahun ke bawah. Jumlahnya mencapai 58 persen. Nah, PAN harus jeli melihat potensi pemilih muda dengan memberikan perhatian besar terhadap mereka.
Ketua Umum DPP PAN Zulkifli Hasan menyampaikan terima kasih atas kehadiran Presiden Jokowi dalam rakornas PAN. Kehadiran presiden sangat berarti bagi partainya. Sebab, presiden adalah panglima tertinggi bagi PAN. ’’Kami akan mengikuti setiap arahan presiden,” terangnya.
Zulhas, sapaan akrab Zulkifli Hasan, lantas menyebut nama Ganjar Pranowo dan Menteri BUMN Erick Thohir yang turut hadir dalam acara tersebut. Dia mengatakan, Ganjar dan Erick terlihat sangat harmonis. Kendati demikian, pihaknya tetap menunggu arahan dan tunduk terhadap panglima tinggi.
Menteri perdagangan (Mendag) itu kemudian menyampaikan pantun. ’’Jalan-jalan ke simpang lima, jangan lupa beli lumpia. Kalau Pak Ganjar dan Pak Erick sudah bersama, insya Allah Indonesia tambah jaya. Itu kata panglima perang, tapi keputusan ada pada panglima tinggi,’’ tutur Zulhas. Pantun itu seolah menjadi sinyal bandul dukungan telah mengayun ke pasangan Ganjar-Erick pada Pilpres 2024 mendatang.
Dalam acara itu, Ganjar diberi kesempatan untuk menyampaikan pidato. Ganjar menyinggung soal proyek pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN). Menurut dia, pemindahan ibu kota negara bukan sekadar mewujudkan mimpi founding fathers. Namun, juga gagasan tentang rancangan Indonesia di masa depan. Yakni, sebuah negara yang memadukan kekayaan dan keindahan alam dengan teknologi, tanpa mengesampingkan kearifan lokal.
Selain 70 persen wilayahnya berupa area hijau, lanjut Ganjar, di IKN nanti 80 persen kebutuhan energinya bersumber dari energi terbarukan. Smart living dan smart city diciptakan dan semua layanan masyarakat lewat teknologi. ’’Mau buat akta lahir, akta nikah pakai HP, paperless. Mobil di sana harus mobil listrik. Kemudian 80 persen transportasinya autonomous vehicle tanpa awak dan sopir,’’ ungkapnya.