JawaPos.com–Pasangan Wali Kota dan Wakil Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi – Armuji memasuki dua tahun memimpin Kota Pahlawan. Wakil Ketua DPRD Surabaya Reni Astuti menilai ada lima tren positif yang ditunjukkan selama dua tahun kepemimpinan Eri-Armuji.
Reni mengatakan, kelima tren positif tersebut antara lain dari bidang pelayanan publik, bidang ekonomi, bidang kesehatan, bidang pendidikan, stabilitas sosial, ketenteraman dan politik.
Politikus PKS itu menuturkan, secara kasat mata, pelayanan publik cenderung semakin membaik. Yang ditunjukkan melalui berbagai ruang komunikasi antara warga dan kepala daerah yang diciptakan. Mulai dari membuka Sambat Nang Cak Eri di Balai Kota.
Kemudian, lanjut Reni, tersedia pula kanal wargaKu. Lalu pelayanan hingga tingkat RW. Terlebih lagi demi memantau sekaligus menampung aduan warga tersedia pula grup WhatsApp bersama perangkat daerah baik camat dan lurah beserta para Ketua RT/RW dan LPMK.
”Inovasi pelayanan administrasi kependudukan dan pelayanan perizinan yang juga terus mengalami perbaikan. Sikap tegas wali kota terhadap aparat yang terbukti melakukan pungli dalam pelayanan ke masyarakat juga makin memperbaiki kinerja birokrasi aparat pemkot,” papar Reni.
Lalu di bidang pemulihan ekonomi, perhatian, kepedulian, dan keberpihakan pada sektor pelaku usaha juga ditunjukkan Pemerintah (Pemkot) Surabaya. Utamanya terhadap UMKM.
”Terlihat dengan semakin tumbuhnya UMKM dengan kemudahan izin berusaha. Adanya e-commerce Pemkot Surabaya melalui e-Peken juga menjadi alternatif bagi pelaku ekonomi untuk menjajakan produknya,” jelas Reni.
Kendati demikian, Reni menyatakan, masih ada yang perlu diperbaiki dari sisi ekonomi. Terkait perihal belum tersedianya data menyangkut seberapa banyak mereka yang telah naik kelas utamanya para pelaku usaha mikro.
”Janji politik kepala daerah yang mencanangkan 30.000 UMKM naik kelas Go National dan Go internasional,” imbuh Reni.
Lantas, bagaimana dengan bidang kesehatan? Reni menjelaskan, pelayanan berbasis digital E-Health untuk berobat makin ditingkatkan baik di RSUD Soewandhi dan juga RSUD Bhakti Dharma Husada (BDH) hingga ke level puskesmas. Juga E-rekam medik dan SDM kesehatan yang mumpuni mampu menjadi solusi layanan kesehatan. ”Warga tak perlu lama antre berjam-jam,” terang Reni.