JawaPos.com – Gelombang tinggi hingga lebih dari enam meter diperkirakan terjadi di Laut Natuna utara. Badan Meteorologi Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), mengimbau kepada masyarakat di sektor pelayaran, waspada terhadap tingginya gelombang tersebut.
“Gelombang di kisaran lebih dari enam meter berpeluang terjadi di Laut Natuna Utara,” kata Kepala Pusat Meteorologi Maritim, BMKG, Eko Prasetyo dalam keterangannya di Jakarta, dikutip dari Antara Senin (27/2).
Ia mengemukaka, pola angin di wilayah Indonesia bagian utara menyebabkan terjadinya peluang peningkatan gelombang tinggi.
“Kecepatan angin tertinggi terpantau di Laut Natuna Utara, Selat Sunda, perairan selatan Banten-Jawa Barat, Samudra Hindia Selatan Banten-Jawa Barat, Laut Arafuru, perairan Kepulauan (Kep.) Babar-Tanimbar,” katanya.
Eko Prasetyo memaparkan, untuk gelombang di kisaran 4-6 meter berpeluang terjadi di Samudra Hindia Barat Lampung, perairan P. Enggano, Selat Sunda bagian barat, Selat Sunda bagian selatan, perairan selatan Banten, Samudra Hindia Selatan Banten.
Kondisi serupa juga berpotensi terjadi di Samudra Hindia Selatan Jawa Barat, Samudra Hindia Selatan Jawa Timur, Samudra Hindia Selatan Kupang-P. Rote, perairan utara Kep. Natuna, perairan barat Kep. Natuna, perairan selatan Kep. Natuna, perairan Utara Kep. Anambas, perairan Kep. Subi-Serasan, Laut Arafuru bagian barat.
Untuk gelombang di kisaran 2,5-4 meter berpeluang terjadi di perairan utara Sabang, Samudra Hindia Barat Kep. Mentawai-Bengkulu, Samudra Hindia Selatan Bali-Lombok-NTT, perairan barat Lampung, perairan barat Kep. Mentawai, perairan selatan Jawa Barat-Jawa Timur, perairan selatan Bali-Sumbawa, Selat Bali-Lombok-Alas bagian selatan, perairan P. Sumba-Kupang-P. Rotte, Laut Sawu, Selat Sumba-Selat Ombai, Selar Sape bagian selatan.
Kemudian, perairan timur Kep. Bintan-Lingga, perairan selatan Kep. Anambas, Laut Sumbawa-Laut Flores, perairan utara Flores, Laut Sulawesi bagian timur, Laut Banda bagian selatan, Laut Arafuru bagian timur, perairan Kep. Sermata-Letti, perairan Kep. Babar-Tanimbar, perairan Kep. Sangihe-Kep. Talaud, Samudra Pasifik Utara Halmahera.
Sementara gelombang di kisaran 1,25-2,5 meter berpotensi terjadi di perairan barat Aceh-Kep. Simeulue-P. Nias, Selat Malaka bagian utara, perairan Bengkulu, Samudra Hindia Barat Aceh-Kep. Simeulue-P. Nias, Selat Karimata, Perairan Bangka Belitung, Laut Jawa, perairan utara Jawa Barat-Jawa Timur, perairan Selatan Sulawesi Selatan, perairan Kep. Sabalana-Kep. Selayar, Laut Bali, Selat Lombok bagian utara, perairan Utara Lombok-Sumbawa.
Kemudian, perairan Selatan Flores, Selat Makassar bagian utara, perairan selatan Baubau-Wakatobi, Laut Sulawesi bagian barat dan tengah, perairan Kep. Sitaro-Bitung, Laut Maluku, perairan Halmahera, perairan Fakfak-Kaimana, Laut Halmahera, perairan P. Seram, perairan Kep. Kai-Kep. Aru, perairan Utara Papua Barat-Papua, perairan Yos Sudarso, Samudra Pasifik Utara Papua Barat-Papua.
Ia menambahkan, gelombang tinggi di beberapa wilayah perairan Indonesia itu berpotensi terjadi pada 27-28 Februari 2023.
“Dimohon kepada masyarakat yang tinggal dan beraktivitas di pesisir sekitar area yang berpeluang terjadi gelombang tinggi agar tetap selalu waspada,” kata Eko Prasetyo.