JawaPos.com– Megaproyek smelter PT Freeport Indonesia (FI) yang tengah dibangun di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Gresik, sejauh ini terus berjalan. Setelah dikunjungi Wapres KH Ma’ruf Amin, sejumlah menteri, kemarin (24/2) giliran anggota Komisi VI DPR RI mendatangi lokasi pembangunan di wilayah Manyar tersebut.
Saat ini, pembangunan smelter PTFI disebut sudah mencapai 54,5 persen. Capaian itu dinilai lebih cepat dari target. Rencananya, PTFI akan menyelesaikan konstruksi pada akhir Desember 2023 nanti. Kemudian, memulai kegiatan awal operasi pada akhir Mei 2024 hingga mencapai operasi penuh pada akhir Desember 2024.
Wakil Ketua Komisi VI DPR RI Sarmuji mengatakan, kehadiran smelter PTFI itu diharapkan dapat menarik investor baru ke KEK Gresik. Terutama industri di sektor hilir yang memanfaatkan katoda tembaga.
Karena itu, pihaknya perlu datang untuk melihat langsung sejauh aman progres pembangunannya. ‘’Ini sangat penting karena menyangkut komitmen Freeport terhadap negara,’’ kata politisi yang juga ketua DPD Partai Golkar Jatim itu.
Sarmuji memastikan, Komisi VI DPR RI akan mendorong pemerintah untuk serius dalam hilirisasi industri. Salah satunya dengan memberikan insentif untuk industri hilir dari smelter PTFI seperti industri baterai listik. ‘’Kami mengharapkan agar cepat direalisasikan oleh pemerintah. Sebab, manfaatnya sangat besar,” ungkap alumnus Universitas Jember itu.
Sementara itu, Presiden Direktur PTFI Tony Wenas menyampaikan, dengan kehadiran smelter ini maka diharapkan bisa mendorong industri hilir dapat masuk ke Indonesia. Dia menyebut, konsumsi tembaga untuk kendaraan listrik dan energi terbarukan akan meningkat pesat.
Menurut Tony, sebanyak 65 persen tembaga di dunia digunakan pada aplikasi penghantar listrik. Terutama kendaraan listrik yang menggunakan tembaga empat kali lebih banyak dibandingkan dengan kendaraan konvensional. “Energi terbarukan juga demikian, menggunakan tembaga yang lebih banyak,” ungkapnya.
Smelter tembaga dengan design single line terbesar di dunia yang tengah dibangun PTFI ini, lanjut dia, akan menjadi salah satu bagian dari ekosistem kendaraan listrik. Tony menyatakan, konstruksi smelter ini selesai pada Desember 2023.
Setelah itu, akan dilakukan commissioning test dan dilakukan operasional pada Mei 2024. “Nanti secara bertahap hingga akhir 2024 beroperasi sepenuhnya,” ujarnya.