Dandang gendis adalah nama dalam bahasa Jawa untuk tanaman bernama ilmiah Clinacanthus nutans suku Acanthaceae. Gendis dalam bahasa Jawa krama juga berarti gula. Dari banyak penelitian, tanaman tersebut membantu pengobatan diabetes melitus yang terkait dengan masalah kadar gula dalam darah.

DANDANG gendis mudah tumbuh dan banyak dijumpai di kawasan Tiongkok, Vietnam, Thailand, Malaysia, dan Indonesia. Tanaman itu populer karena khasiat yang beraneka ragam. Orang Sunda menyebutnya Ki Tajam, dalam bahasa Melayu disebut belalai gajah. Tanaman perdu menahun tersebut bisa mencapai tinggi 1–3 m.

’’Nutans” sendiri sebenarnya berasal dari bahasa Latin yang artinya menunduk. Itu disebabkan cabang dan daun dandang gendis memang terlihat seperti menunduk. Daunnya berbentuk lanset (melengkung dengan ujung meruncing) sepanjang 4–12 cm dan lebar 1–4 cm dengan tepi sedikit bergerigi.

Kementerian Kesehatan Thailand Komite Obat Nasional sudah menetapkan dandang gendis ke dalam kategori tanaman obat esensial bagi pelayanan kesehatan primer. Beberapa manfaat, misalnya, untuk mengatasi masalah kulit, antara lain, herpes, luka gigitan serangga dan ular, dan gatal kulit. Khasiat yang cukup dikenal adalah untuk diabetes dan gout.

Riset terbaru memperkuat temuan aktivitas sebagai antioksidan yang kuat dan antikanker melalui studi terdahulu. Khasiat yang juga menarik untuk dicermati adalah pelindung fungsi saraf, termasuk saraf otak.

Kuat lemahnya khasiat itu ditentukan oleh kualitas tanaman. Pemanenan awal saat usia 6 bulan diketahui menghasilkan tanaman dengan aktivitas antioksidan terkuat sebagai hasil dari kerja asam fenolat. Penurunan aktivitas terjadi sejak tanaman berusia 6 bulan hingga setahun.

Ternyata, memang kandungan zat aktif tanaman itu ditentukan oleh seberapa sering pemanenan dilakukan, terutama berhubungan dengan kandungan zat yang sangat penting, yaitu antara lain schaftoside, isoorientin, dan orientin. Hasil studi menengarai terdapatnya hubungan antara ketinggian tempat tumbuh dan kadar kandungan zat yang bekerja sebagai antikanker.

Informasi tentang kandungan makin menarik setelah ada hasil penelitian yang lebih mendalam tentang hubungan antara khasiat dan jenis ekstrak. Perbedaan cairan penyari akan menghasilkan ekstrak dengan aktivitas bervariasi, seperti antiradang, antioksidan, antidiabetes, dan antivirus.

Khasiat itu berkaitan erat dengan perbedaan senyawa kandungan, seperti flavonoid, glikosida, cerebroside, lignan, dan fitosterol. Misalnya, kalau disari dengan air, metanol, dan etanol akan didapat ekstrak yang berkhasiat antiradang, antivirus, antikanker, mempercepat penyembuhan luka, meningkatkan imunitas, dan memodulasi neuron (neuromodulating effect).

Penyari dengan sifat melarutkan yang berbeda dari air akan menghasilkan ekstrak dengan efek antivirus, antikanker, dan penyembuh luka yang lebih spesifik. Ternyata, informasi tentang khasiat dan jenis ekstrak itu dapat membantu memberikan landasan ilmiah pada pemakaian dandang gendis secara turun-temurun.

Yaitu, ekstrak kloroform daun dandang gendis mengandung senyawa yang bisa menghambat virus herpes simplex. Lalu, senyawa kandungan ekstrak heksana, yaitu beta sitosterol, terbukti punya khasiat menekan sistem imun. Bahkan, studi intensif yang dilakukan peneliti Singapura sudah mulai mempelajari senyawa yang lebih spesifik, misalnya yang bekerja sebagai antioksidan dan antiradang.

Bagaimana khasiat pada sistem saraf dapat dijelaskan? Ternyata, zat bernama vitexin bekerja sebagai antiradang dan antioksidan pada otak hewan coba, yaitu dengan memodulasi kecacatan pada fungsi kognitif dan cedera saraf. Zat lain, yaitu orientin, sudah dicobakan pada hewan coba yang dibuat mengalami penyakit Alzheimer dan ternyata bisa membantu mengatasi menurunnya kemampuan kognitif.

Hasil terbaru menyatakan, ekstrak daun dandang gendis bisa membantu mengendalikan demensia (kepikunan) akibat gangguan aliran darah otak, mengatasi kematian sel endotelial, dan menekan respons radang pada sel endotelial. Sel endotelial terdapat pada lapisan dalam pembuluh darah, limfa, dan jantung, Jadi, dapat dikatakan bahwa daun tersebut punya potensi mengendalikan efek yang merugikan pada cedera otak.

Antidiabetes Melitus

Walaupun belum banyak diketahui, masyarakat sudah memakai daun dandang gendis untuk membantu pengobatan diabetes melitus. Apakah hal itu berkaitan dengan nama ’’gendis” yang artinya gula? Walahu a’lam. Dukungan penelitian cukup banyak, termasuk oleh peneliti Indonesia untuk mempelajari khasiat antidiabetik dandang gendis.

Berbagai rancangan penelitian bahkan diharapkan bisa menjawab peran tanaman tersebut dalam mengatasi komplikasi penyakit diabetes. Misalnya, gangguan fungsi ginjal, lensa mata, dan jantung. (*)


*) Prof Dr Apt MANGESTUTI AGIL MS, Guru besar botani farmasi dan farmakognosi Fakultas Farmasi Universitas Airlangga

YouTube: Kanal Kesehatan Prof Mangestuti

By admin