JawaPos.com–Presiden Joko Widodo akan membangun pusat pelatihan tim nasional (Timnas) Indonesia di kawasan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara, Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur. Rencana Presiden itu mendapat sambutan baik dari Ketua Umum PSSI Erick Thohir.
Erick Thohir sudah menjadikan pembangunan pusat pelatihan Timnas Indonesia dalam program unggulan PSSI periode 2023-2027. Pusat pelatihan Timnas itu dibiayai Federasi Sepak Bola Dunia (FIFA).
Pakar manajemen prestasi olahraga Prof. Djoko Pekik Irianto minta Ketua Umum PSSI Erick Thohir membangun pusat pelatihan tersebut se-modern mungkin. Didukung dengan sumber daya manusia (SDM) yang mumpuni.
”Setuju, jangan tanggung-tanggung buat se-modern mungkin. Cirinya ada laboratorium sport science, ditunjang penyiapan SDM yang mumpuni,” kata Djoko Pekik, Sabtu (25/2).
Menurut Djoko Pekik, permasalahan sepak bola Indonesia bukan semata-mata karena tidak adanya pusat pelatihan. Tapi juga kesiapan SDM Indonesia yang belum memadai. Meski begitu, pembangunan pusat pelatihan Timnas menjadi salah satu standar majunya sepak bola satu negara.
”Bisa diartikan begitu sebagai salah satu keseriusan. Namun perlu diingat permasalahan pembinaan sepak bola Indonesia bukan hanya tidak adanya pusat pelatihan,” ujar Djoko Pekik Irianto.
Dijelaskan mantan Deputi Bidang Peningkatan Prestasi Olahraga Kemenpora itu, salah satu faktor melambatnya kemajuan sepak bola Indonesia ada pada SDM, khususnya pelatih. Saat ini, Indonesia hanya memiliki sekitar 8 ribuan pelatih sepak bola. Jumlah itu jauh di bawah negara berkembang seperti Jepang yang memiliki pelatih sepak bola sebanyak 80 ribu.
”SDM masih minim, sekarang tingkatkan jumlah pelatih. Saat ini, pelatih kita hanya sekitar 8 ribu, bandingkan Jepang punya 80 ribu pelatih. Jumlah pelatih kita yang Pro License atau Diploma AFC kurang dari 50 orang,” jelas Djoko Pekik Irianto.
Menurut dia, masalah lain yang harus dibenahi Erick Thohir saat ini adalah gizi para atlet. Pasalnya, faktor meredupnya karir atlet-atlet Indonesia pada usia muda karena faktor gizi. Untuk itu, masalah gizi harus menjadi perhatian serius Erick Thohir ke depan.
”Kita pakai keluhan Sin Tae-yong bahwa banyak atlet kita yang tidak bisa ditingkatkan performanya, karena bawaan atlet kurang gizi. Artinya perlu calon atlet usia muda yang tercukupi nutrisinya,” ungkap Djoko Pekik Irianto.
Dia pun menyarankan agar langkah transformasi sepak bola Indonesia berjalan lancar harus dimulai dari keseriusan PSSI melakukan pembinaan berstandar dunia. Juga menyehatkan kembali kompetisi sepak bola Indonesia atau jauh dari pengaturan skor.
”Untuk transformasi sepak bola, pembinaan sepak bola berorientasi prestasi dunia, semua berstandar dunia contoh paling simple Ronaldo vo2 maximal di atas 70, jika atlet kita saat ini di bawah 60 ya tidak mungkin bisa mendunia dan kompetisi berkualitas dan bersih, tidak ada pengaturan skor dan lainnya,” tegas Djoko Pekik Irianto.
Djoko Pekik menambahkan, PSSI bisa memfasilitasi atlet-atlet muda Indonesia untuk berkarir di klub-klub Eropa atau di klub-klub besar Asia. ”Beri pengalaman para atlet berkompetisi dunia, atlet bisa masuk di klub-klub berbagai benua,” ucap Djoko Pekik Irianto.
Selain itu, lanjut Djoko Pekik, PSSI sudah saatnya mengandalkan pemain lokal dengan tidak melakukan naturalisasi, serta tidak menuntut pelatih dan pemain untuk terus menang di setiap pertandingan.
”Pembinaan usia muda benar-benar scientific, jangan paksakan selalu menang dalam bertanding sebelum masa golden age-nya, dan juga jangan berpikir membentuk tim dengan naturalisasi,” ucap Djoko Pekik Irianto.
”Semua jajaran PSSI all out sungguh-sungguh dalam bekerja dan sediakan dana yang cukup. Manajemen SSB/akademi sepak bola terstandar, kurikulum, model pelatihan dan pelatih berlisensi harus terpenuhi,” ujar Djoko Pekik.
Sebelumnya, Ketua Umum PSSI Erick Thohir bersama dua anggota Komite Eksekutif (Exco) PSSI, ikut serta dalam kunjungan kerja Presiden Joko Widodo. Lokasi kunjungan itu adalah Ibu Kota Negara (IKN)Nusantara, di Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur.
Erick mengungkapkan pembangunan training center Timnas Indonesia di tengah IKN merupakan kehormatan. Akan ada delapan lapangan sepak bola baru yang akan segera diselesaikan PSSI, dengan bantuan dana yang diberi FIFA.
”Sebuah kehormatan yang luar biasa Bapak Presiden sudah memutuskan pembangunan training center di tengah kota,” kata Erick.