JawaPos.com – Pengacara Pablo Benua memarahi 3 bocah yang sedang meminta-minta sebagai manusia silver di kawasan Sentul, Bogor. Ia menginterogasi tiga bocah bernama Edi, Rizky dan Dunang yang ia temui sedang meminta-minta di dekat rumahnya.
Pablo Benua awalnya salut pada cita-cita ketiga siswa SMP itu yang ingin menjadi tentara dan polisi. Namun ia terlihat kesal melihat mereka bekerja keras di pinggiran jalan untuk mencari uang.
“Harusnya kalian tuh nggak di sini. Tugas kalian tuh belajar dan bermain. Cari duit itu urusan orang tua, bukan kalian!” sesal Pablo dalam tayangan podcast-nya.
Ketiga bocah itu mengaku sebenarnya mengaku tak ingin menjadi manusia silver. Namun kondisi ekonomi keluarga mereka lah yang membuatnya terpaksa terjun ke jalan.
Pablo semakin kesal mendapat jawaban mereka yang mengaku menyetor sebagian pendapatannya kepada orang tua mereka. Ketiga bocah itu mengaku menyetorkan separuh pendapatannya yang sebesar Rp 30-40 ribu per hari kepada orang tua mereka.
Melihat kondisi itu, Pablo mempertanyakan keberadaan lembaga perlindungan anak seperti KPAI, serta para pembela anak seperti Kak Seto dan Ketua Komnas PA Arist Merdeka Sirait.
“Yang kaya gini harusnya kalian urus. Jangan kalian berbondong-bondong cari viral,” tegasnya.
Di akhir podcastnya itu, Pablo Benua meminta ketiga bocah itu untuk tidak lagu menjadi manusia silver. Ia pun memberikan nomor teleponnya agar orang tua mereka meneleponnya.
“Kalau orang tua tetap maksa kalian untuk terus jadi manusia silver, bilangin, Pablo Benua tanggung biaya sekolah kalian bertiga. Suruh mereka telepon saya, saya marahin mereka,” kata Pablo Benua.
“Pesan ku untuk orang tuanya, tolong setop kegiatan anak-anak ini menjadi manusia silver,” pungkasnya.