JawaPos.com – Kalau Liga 1 adalah arus utama di persepakbolaan tanah air, menjamurnya pelatih asing mendorong para pelatih lokal berlisensi AFC Pro menjelajah ke sisi yang lebih marginal. Ada yang menakhodai klub Liga 3, ada yang menangani tim putri, ada pula yang memilih menempa para pemain muda.
Tony Ho, misalnya, pernah menangani Persedikab Kabupaten Kediri di Liga 3 musim ini. Adapun koleganya sesama pemegang lisensi AFC Pro, Rudy Eka Priyambada, kini menjadi juru taktik tim nasional putri di semua umur.
“Ini bukan hal baru bagi saya sebenarnya. Saat pendidikan di Australia dan Bahrain, saya sempat memegang klub wanita,” ungkap Rudy kepada Jawa Pos kemarin (24/2).
Justru dia senang bisa menukangi timnas putri. “Karena kalau wanita dikasih tahu itu cepat nangkap. Langsung tahu apa yang kami mau,” beber Rudy.
Dia tidak masalah meski belum berkesempatan melatih tim Liga 1 lagi. “Karena tantangan di timnas putri jauh lebih berat. Saya harus mencari pemain berkualitas, padahal tidak ada kompetisi putri,” tegas mantan pelatih PS Tira itu.
Wolfgang Pikal juga punya tantangan tak ringan. Mantan pelatih Persebaya Surabaya itu kini memimpin Papua Football Academy (PFA). Ada 30 anak-anak Papua yang dia tempa untuk dijadikan pemain profesional. “Fokus saya adalah bagaimana agar pemain tak hanya bagus secara teknik dan taktik, tapi juga punya karakter yang baik untuk jadi pemain profesional,” kata Pikal.
Di sisi lain, kali terakhir Iwan Setiawan menangani klub Liga 1 pada musim 2021–2022 saat memegang Persela Lamongan. Setelah itu, dia sempat menganggur sebelum kemudian mendapat tawaran tak terduga. “Alhamdulillah saya sekarang jadi direktur teknik di Asprov PSSI Kalimantan Timur. Mempersiapkan tim untuk Pra-PON dan PON tahun depan,” ucap Iwan.
Bagi dia, tidak masalah meski tak lagi menangani tim Liga 1 meski punya lisensi AFC Pro. “Yang penting, meski menangani tim Liga 3 ataupun lainnya, fasilitas dan gaji yang didapat kan sama dengan mereka di Liga 1,” ujarnya.
Iwan juga menegaskan tidak ada yang meragukan ilmu kepelatihannya. Menjadi instruktur lisensi kepelatihan PSSI sering dilakukannya selama ini. ’’Yang penting bagi saya adalah transfer ilmu. Toh, melatih tim mana pun, caranya juga sama,’’ paparnya.