JawaPos.com–Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) menyebutkan, Gunung Merapi di perbatasan Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Jogjakarta mengeluarkan guguran lava 179 kali selama sepekan.
Kepala BPPTKG Hanik Humaida seperti dilansir dari Antara di Jogjakarta menyebutkan, berdasar pengamatan mulai 23–29 Juli , guguran lava teramati 29 kali ke arah tenggara dengan jarak luncur maksimal 1.200 meter dan 145 kali ke barat daya dengan jarak luncur maksimal 2.000 meter. ”Empat kali ke barat dengan jarak luncur maksimal 800 meter dan satu kali ke barat laut dengan jarak luncur 500 meter,” terang Hanik.
Guguran yang teramati pada sisi barat, menurut dia, berasal dari material lama Lava 1992 dan Lava 1998. Sedangkan guguran yang teramati mengarah ke barat laut berasal dari material lama Lava 1948.
”Selain guguran lava, selama pengamatan sepekan Gunung Merapi terpantau empat kali mengeluarkan awan panas guguran ke arah barat daya dengan jarak luncur maksimal 2.500 meter,” kata Hanik.
Dia mengatakan, berdasar hasil pengambilan foto udara dengan drone yang dilakukan BPPTKG pada 28 Juli, volume kubah lava Merapi sebelah barat daya tercatat 1.878.000 meter kubik. Sedangkan volume kubah tengah 2.817.000 meter kubik.
Hanik menjelaskan, analisis morfologi dari Stasiun Kamera Deles 5 tidak menunjukkan perubahan signifikan pada tinggi kubah tengah. ”Analisis dari Stasiun Kamera Tunggularum dan Ngepos menunjukkan sedikit perubahan morfologi pada kubah barat daya. Sedangkan dari Stasiun Kamera Babadan 2 menunjukkan sedikit perubahan morfologi pada Lava 1998,” ujar dia.
Intensitas kegempaan Merapi pada pekan ini, lanjut dia, masih cukup tinggi. Deformasi Gunung Merapi yang dipantau dengan menggunakan EDM juga masih menunjukkan laju pemendekan jarak 11 cm per hari.
”Pada minggu ini, tidak dilaporkan terjadi hujan, lahar, maupun penambahan aliran di sungai-sungai yang berhulu di Gunung Merapi,” terang Hanik.
Hanik menyimpulkan, aktivitas vulkanik Gunung Merapi masih cukup tinggi berupa aktivitas erupsi efusif. BPPTKG hingga saat ini mempertahankan status Gunung Merapi pada level III atau siaga.
Warga diminta mewaspadai potensi dampak guguran lava dan awan panas Gunung Merapi di sektor selatan-barat daya yang meliputi Sungai Kuning, Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng, dan Putih. Kalau terjadi letusan, lontaran material vulkanik dari Gunung Merapi dapat menjangkau area dalam radius tiga kilometer dari puncak gunung.