JawaPos.com- Dua pekan terakhir, Pemkot Surabaya menggelontor ribuan ton beras ke pasaran. Cara tersebut digunakan untuk membendung harga beras yang terus melambung menjelang Ramadan. Kini harga bahan pokok (bapok) itu mulai stabil.
Dari pantauan di beberapa pasar, harga beras dan minyak goreng (migor) cenderung turun. Tidak ada lagi pedagang yang menjual harga di atas harga eceran tertinggi (HET). Beras kualitas IR 64, misalnya, dijual Rp 9.000 per kilogram.
Ketersediaan beras pun melimpah. ”Kami pantau beberapa hari terakhir. Harga sudah landai lagi,” kata Kabid Distribusi Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah, serta Perdagangan (Dinkopdag) Surabaya Devie Afrianto kemarin (23/2).
Total 401,5 ton beras murah sudah disalurkan Pemkot Surabaya. Jumlah itu setara 80.300 sak beras dengan kemasan 5 kilogram. Ada yang disalurkan langsung ke masyarakat lewat operasi pasar. ”Kami juga distribusikan ke pasar tradisional khusus untuk pedagang,” terangnya.
Operasi pasar beras diadakan setiap hari. Lokasinya berpindah-pindah di seluruh kecamatan. Jumlah beras yang disediakan berkisar 200–800 sak. Untuk migor, hingga kini pemkot sudah menyalurkan 61.920 liter Minyakita. Pedagang membeli migor tersebut melalui aplikasi Simirah.
Operasi pasar merupakan solusi cepat mengatasi kelangkaan bapok. Ke depan, dinkopdag menyiapkan dua cara agar harga bapok tetap stabil. Pertama, menjalin kerja sama dengan pemasok dari daerah penghasil.
Selain itu, dinkopdag bekerja sama dengan pasar induk di Surabaya. Sebab, pasar induk menjual harga lebih murah ketimbang pasar lain. ”Ini masih matangkan konsepnya seperti apa,” ujarnya.