JawaPos.com – Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres menyatakan bahwa permukiman Israel di wilayah Palestina yang diduduki adalah ilegal berdasarkan hukum internasional sehingga harus dihentikan.
“Di seberang Tepi Barat dan Gaza yang diduduki memicu kemarahan dan keputusasaan. Setiap permukiman baru adalah penghalang di jalan menuju perdamaian,” ujar Guterres.
Guterres mengingatkan bahwa siklus kekerasan yang mematikan terus meningkat di jalur Gaza. “Ketegangan sangat tinggi. Dan proses perdamaian tetap terhenti,” tutur Guterres.
Guterres juga mencatat situasi rawan di Yerusalem serta provokasi dan tindakan kekerasan di dalam dan sekitar Tempat Suci.
“Status Yerusalem tidak dapat diubah dengan tindakan sepihak,” kata Guterres menegaskan posisi PBB.
“Karakter demografis dan historis Yerusalem harus dipertahankan dan status quo di Tempat Suci harus ditegakkan, sejalan dengan peran khusus Kerajaan Hashemite Yordania,” ujarnya.
Guterres mengatakan tujuan akhir dari penyelesaian konflik berkepanjangan Israel-Palestina adalah untuk mengakhiri pendudukan dan mewujudkan solusi dua negara. “Yang dibutuhkan adalah kemauan politik dan keberanian untuk membuat pilihan sulit demi perdamaian,” kata Guterres.
Perdamaian yang dimaksud, ujar Guterres, adalah diakhirinya pendudukan dan memastikan bahwa Israel dan negara Palestina yang merdeka dan berdaulat, hidup berdampingan di dalam perbatasan yang aman dan diakui, dengan Yerusalem sebagai ibu kota kedua negara.
“Perdamaian di mana warga Palestina dan Israel sama-sama menikmati demokrasi, kesempatan, dan martabat yang setara dalam hidup mereka,” pungkas Guterres.