JawaPos.com – Seorang santri senior berusia 20 tahun ditangkap aparat Polsek Sungai Pinang, Kaltim. Santri salah satu Pondok Pesantren (Ponpes) di Samarinda tersebut, diamankan lantaran diduga melakukan penganiayaan terhadap santri yunior berusia 14 tahun hingga tewas.
“Korban tewas diduga karena dihajar seniornya, awal kejadian uang pelaku hilang dan menuduh korban adalah pencuri, sehingga atas kejadian tersebut korban dianiaya,. Untuk pelaku kini ditahan di Polsek Sungai Pinang,” ujar Kapolsek Sungai Pinang AKP Noor Dhianto di Samarinda, Kamis.
Dikatakannya, penanganan kasus ini masih di dalami terkait bagaimana pelaku bisa beranggapan kalau korban mencuri uangnya,
“Pelaku tidak hanya sekadar bertanya, diduga juga menganiaya korban, dengan cara dipukul pada pipi kiri dan kanan dengan menggunakan tangan dan kaki,” ujar Noor Dhianto.
Dijelaskannya, atas dugaan penganiayaan itu korban jatuh tersungkur dan sempat dibawa ke ruang Usaha Kesehatan Sekolah (UKS), namun semakin parah, lalu dibawa ke klinik di sekitar Ponpes.
Korban kemudian hendak dirujuk ke RSUD AW Sjahranie sebelum akhirnya dinyatakan meninggal dunia. Belum bisa dipastikan apakah korban meninggal di jalan atau di klinik terdekat. Setelah dinyatakan meninggal, jenazah korban dibawa ke rumah duka.
“Atas kejadian itu, pihak Ponpes mengadu ke Bhabinkamtibmas hingga akhirnya sampai ke Polsek Sungai Pinang, jadi setelah info kejadian itu diterima Polsek, tim langsung datang ke lokasi tersebut untuk olah TKP,” ujar Noor Dhianto.
Kapolsek mengatakan bersama Bhabinkamtibmas dan pengurus Ponpes, pelaku kemudian dibawa ke Polsek Sungai Pinang guna dilakukan pemeriksaan.
“Pelaku usia dewasa 20 tahun sudah kita tahan untuk menjalani proses hukum, dan kasus ini kita terapkan Undang-undang Perlindungan Anak karena korban anak bawah umur,” tutup Noor Dhianto.
Sementara itu, saat dikonfirmasi, pihak pengasuh Ponpes tak ingin berkomentar panjang, yang pasti pihak Ponpes saat ini tengah fokus mempersiapkan kegiatan wisuda para santriwan dan santriwati.
“Untuk Kejadian perkara, sudah saya utarakan semuanya ke Polsek Sungai Pinang, yang pasti kami mengalami duka yang amat mendalam atas musibah yang dialami anak kami, mohon doanya semoga hal seperti ini tidak terjadi lagi, dan tetap menjaga situasi agar tetap aman dan kondusif,” ujar pengasuh Ponpes tersebut.
Salah seorang petugas keamanan (security) Ponpes, berinisial R mengatakan saat insiden berlangsung pada Sabtu (8/2), dirinya hanya fokus menjaga keamanan di pintu pagar masuk pesantren, sehingga tidak begitu detail mengetahui apa yang terjadi di dalam asrama santri.