JawaPos.com- Banjir kembali menggenangi beberapa ruas jalan Kota Surabaya kemarin (22/2). Salah satunya, Jalan Raya Tambak Langon. Genangan air menutupi sebagian jalan tersebut. Dari arah barat hingga ke timur. Akibatnya, terjadi kepadatan arus lalu lintas.
Puluhan petugas Satlantas Polres Pelabuhan Tanjung Perak pun diterjunkan. Secara perlahan, arus lalu lintas kembali normal. Untuk mengatasi banjir di lokasi tersebut, Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga (DSDABM) Surabaya akan memperbanyak sudetan. Dengan begitu, genangan air dapat mengalir menuju rumah pompa.
Selain di Jalan Raya Tambak Langon, banjir terjadi di RT 8, RW 8, Kelurahan Asemrowo. Tepatnya di Jalan Tambak Pring Barat Blok D. Meluapnya sungai Tambak Lumpang membuat air membanjiri lokasi tersebut. Ketinggian air mencapai 30–40 sentimeter.
Kemarin pagi petugas Kelurahan Asemrowo langsung mengecek lokasi yang tergenang. Selain karena hujan deras, banjir disebabkan kiriman air dari wilayah Kecamatan Sukomanunggal dan sistem drainase yang buruk. Akibatnya, pembuangan air tidak maksimal.
Lurah Asemrowo Ilham Sampurno menyatakan, berbagai upaya untuk mengatasi banjir telah dilakukan. Beberapa permohonan perbaikan infrastruktur ke dinas terkait sudah diajukan. Mulai perbaikan drainase, peninggian jalan, normalisasi, hingga pemasangan plengsengan di sungai Tambak Lumpang.
”Kemudian, beberapa pemilik rumah yang bangunannya menjorok ke sungai atau saluran air diminta untuk melakukan pembongkaran dan mereka setuju,” kata Ilham.
Terkait dengan banjir di lingkungan RW 8 Kelurahan Asemrowo, solusi yang dianggap tepat oleh pemkot adalah membuat boezem baru. Rancangan pembangunan boezem itu saat ini dilakukan. Namun, sebelum pengerjaan berjalan, pemkot harus menyelesaikan sengketa lahan di lokasi tersebut.
Normalisasi Saluran dan Kali Sumo
Sementara itu, dalam beberapa hari terakhir, genangan masih terjadi di beberapa titik di Surabaya Timur. Salah satunya di kawasan Jalan Bratang Binangun. Genangan setinggi 20–30 sentimeter tersebut tidak hanya terjadi di Jalan Bratang Binangun, tetapi juga di Jalan Raya Manyar depan Mapolsek Gubeng. Beberapa pengendara saat itu, khususnya roda dua, memutuskan untuk berhenti sejenak atau berputar arah demi menghindari genangan air.
Menurut Kepala Bidang Pematusan Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga (DSDABM) Surabaya Eko Juli Prasetyo, genangan di Bratang Binangun dan sekitarnya muncul karena aliran air hujan stagnan. ”Seharusnya air mengalir ke selatan, tapi karena nggak ada gravitasi itu akhirnya tergenang,” katanya kemarin (22/2).
Karena itu, tahun ini DSDABM menormalisasi beberapa saluran kawasan Bratang Binangun dan Baratajaya. Termasuk Kali Sumo. ”Sungai itu mengarah ke boezem Baratajaya. Ada pintu air juga di saluran sungai. Itu juga kami evaluasi tahun ini,” ungkapnya.
Meski begitu, saat Senin (20/2) sore, wilayah tersebut masih tergenang. Padahal, kata Eko, boezem Baratajaya sudah dilengkapi enam mesin pompa dengan daya masing-masing 3 meter kubik. Artinya, total daya keseluruhan mesin pompa di boezem Baratajaya mencapai 18 meter kubik. ”Itu nggak ngatasi. Makanya, kami lakukan evaluasi,” jelasnya.
Tahun ini pihaknya berencana membuat outlet khusus yang langsung mengarah ke Sungai Jagir.