JawaPos.com–Tim BPBD Jatim bergerak cepat merespons laporan potensi ancaman gerakan tanah di Desa Sambirejo Kecamatan Wonosalam, Kabupaten Jombang.
Usai menerima laporan potensi bencana tersebut saat pembentukan Destana di Balai Desa Sambirejo, Rabu (22/2), Kalaksa BPBD Jatim Gatot Soebroto langsung meninjau lokasi di RT 03 RW 04, Dusun Sumber Lamong.
Dengan menggunakan motor milik warga setempat, Gatot meninjau lokasi kejadian didampingi Kades Sambirejo Sungkono. Turut juga dalam peninjauan itu, Kalaksa BPBD Kabupaten Jombang Bambang Dwijo Pranowo, tenaga ahli kebencanaan Suban Wahyudiono dan perangkat desa setempat.
Gatot menyatakan, siap menindaklanjuti hasil kajian akademik Tim BPBD Kabupaten Jombang. ”Kami akan tunggu rekomendasi hasil kajiannya nanti seperti apa. Itu yang akan kita tindak lanjuti,” terang Gatot.
”Kita berharap teman-teman Kabupaten Jombang bisa cepat bergerak agar rekomendasinya bisa segera ditindaklanjuti,” imbuhnya.
Dari peninjauan lapangan, didapati retakan tanah dan bangunan di 10 rumah milik warga. Menurut Kades Sambirejo Sungkono, retakan tanah di Sumber Lamong sudah berlangsung tiga kali. Yang terakhir pada 2022.
Sepanjang waktu itu, warga pemilik rumah hidup dengan rasa waswas. Lebih lagi, saat terjadi hujan deras pada malam hari. Mereka, akan memilih untuk standby di teras rumah.
Salah satu penghuni rumah, bahkan sudah mengungsi, meninggalkan rumahnya pindah ke rumah saudara. ”Nggeh, lek jawah dalu mboten wantun ten nggriyo, Pak. Ajrih (Kalau hujan pada malam hari tidak berani di dalam rumah. Takut),” ujar Rina, 33, penghuni salah satu rumah yang retak.
Kalaksa BPBD Kabupaten Jombang Bambang Dwijo Pranowo mengatakan, akan melakukan kajian akademik terhadap tekstur geologi di lokasi. ”Apakah ini gerakan tanah atau ada patahan di bawah. Kalau patahan, bisa jadi harus relokasi,” terang Bambang.
Sementara ini, berdasar Peta Prakiraan Wilayah Gerakan Tanah yang dikeluarkan Badan Geologi Kementerian ESDM per Februari, wilayah Wonosalam Jombang memang masuk kategori merah atau memiliki potensi terjadinya gerakan tanah yang tinggi.