JawaPos.com – Mura Aristina awalnya hanya tukang sapu di kompleks Candi Borobudur, Kabupaten Magelang. Berkat kerja keras dan tak pernah lelah untuk terus belajar, kini ia menjadi salah satu guide bagi tamu VVIP Candi Borobudur. Beberapa tamu mancanegara seperti Barack Obama sampai Malcolm Turnbull pernah didampinginya.
Luqman Sulistyawan
SIANG itu, Radar Semarang menemui Mura Aristina ditemui di kantor Balai Konservasi Borobudur (BKB). Dengan senyum ramah, pria asal Desa Kembanglimus, Borobudur, Kabupaten Magelang ini bercerita awal bekerja di Candi Borobudur. Ia mengaku bekerja sejak masih usia 16,5 tahun. Kala itu, ia baru lulus dari bangku SMA pada 1999.
Awalnya, Mura –sapaan akrabnya–hanya menjadi tukang sapu di kompleks candi terbesar di dunia tersebut. Ia terpaksa bekerja karena tidak ada biaya kuliah. Mura berasal dari keluarga sederhana. Ayahnya bekerja sebagai satpam di Candi Borobudur dengan gaji pas-pasan.
Menjadi tukang sapu di Borobudur, membuat Mura sering bertemu wisatawan mancanegara. Kesempatan itu ia manfaatkan untuk melatih kemampuan berkomunikasi dengan orang asing. Alumnus SMA Negeri Salaman ini belajar Bahasa Inggris secara otodidak. Ia membeli kamus seharga Rp 12 ribu untuk menunjang kemampuannya. Ia tidak ragu praktik berbincang dengan para wisatawan mancanegara, meskipun awalnya sempat grogi.
“Teman-teman saya yang jadi tukang sapu, kalau ada bule pasti menjauh karena minder. Tapi saya justru mendekat dan ngajak ngobrol,” kenang Mura sambil tersenyum.
Karena biasa berbicara dengan wisatawan mancanegara, membuat Mura tertarik menjadi guide. Ia pun lantas mewujudkan keinginannya itu sembari mengasah kemampuan menjadi seorang pemandu wisata yang andal. “Saya mulai menjadi guide tahun 2003,” aku pria 39 tahun ini.
Pada 2004, ia diterima menjadi satpam di BKB. Mura tidak lagi menjadi tukang sapu. Nah, di sela pekerjaan sebagai satpam, ia aktif menjadi guide. Hasilnya pun lumayan. Berkat kemampuannya itu, ia mulai naik jabatan. Tidak lagi menjadi satpam, Mura kini menjadi pegawai negeri sipil (PNS) di kantor BKB. Ia dipercaya untuk mendampingi beberapa tamu VVIP mancanegara yang datang ke Candi Borobudur.
Sebut saja, mantan Perdana Menteri Australia Malcolm Turnbull, Putri Kerajaan Thailand Maha Cakri Sirindhorn, dan mantan Presiden Singapura Tony Tan. Selain itu, ia pernah menjadi guide Putra Mahkota Kerajaan Norwegia Haakon Magnus, dan mantan Presiden Amerika Serikat Barack Obama.
Kata Mura, saat Barack Obama mengunjungi Candi Borobudur, ia menjadi satu-satunya orang Indonesia yang ada di tim. Ia mendampingi Obama selama 20 menit. Namun ia merasa kurang puas karena terbatasnya waktu. “Saya mendampingi Obama tahun 2015-an. Meskipun saat itu Obama sudah selesai menjadi presiden. Jujur saja, saat itu saya merasa kurang puas, karena waktunya cuma 20 menit. Dia (Obama) bilang go on i still listen you. Jadi, saya bercerita sambil dia (Obama) foto-foto. Karena waktu beliau yang sangat terbatas, jadi tidak terlalu berkesan waktu itu. Cuma karena dia mantan Presiden Amerika ya jadinya berkesan ,” kenangnya.
Mura mengaku sangat berkesan saat mendampingi adik Raja Thailand. Karena meskipun ia guru besar agama Buddha, namun ia sangat mendengarkan apa yang disampaikan Mura. Bahkan ia mencatat apa yang Mura sampaikan tentang Candi Borobudur.
“Beliau knowledge Buddhisme luar biasa, muridnya ribuan. Dan saya harus menjadi guide beliau, tapi beliau adalah pendengar yang baik. Jadi, beliau tidak pernah menegur saya. Apa yang saya sampaikan, beliau foto dan catat, meskipun saya yakin hal itu sudah di luar kepala beliau. Tapi beliau sangat ramah ketika diajak diskusi,” kenang Mura.