JawaPos.com – Penanganan pasca ledakan petasan yang memakan korban jiwa dan merusak puluhan rumah di Dusun Tegalrejo, Desa Karangbendo, Kecamatan Ponggok, terus berlangsung hingga, Rabu (22/2).
Tim gabungan dari kepolisian, TNI, BPBD, hingga relawan masih mencari potongan tubuh sejumlah korban yang belum ditemukan. Terutama di sekitar pusat ledakan, yakni di rumah Darman. Salah satunya adalah korban bernama Betrisa Neswa Roszi alias Wawa.
Selain itu, penyelidikan sumber pemicu ledakan menunjukkan perkembangan. Salah satunya siapa peracik bubuk petasan pemicu ledakan dahsyat itu. Informasi yang dihimpun, diduga peraciknya adalah pemilik rumah sumber ledakan, Darman, beserta kedua anaknya, Widodo, 26, dan Arifin, 28, yang semuanya meninggal. Dugaan lainnya, petasan itu diracik Arifin dan Wawa.
Sebelumnya, polisi menemukan bukti kuat dugaan terjadinya peracikan petasan di dalam rumah Darman yang menjadi sumber ledakan. Hasilnya, ditemukan ada unsur mesiu (black powder), sulfur, serta potasium.
”Dua bahan kimia itu diduga telah tercampur di dalam panci yang ditemukan di TKP,” beber Kapolres Blitar Kota Argowiyono Rabu (22/2).
Polisi belum bisa memperkirakan jumlah pasti bahan peledak untuk petasan di rumah Darman. Perkiraan sementara mencapai 20 kilogram.
”Kami tengah mencari tahu dari mana bahan-bahan peledak itu dipasok. Sudah sepuluh saksi yang diperiksa,” ujar Argo.
Sementara itu, berdasar penelusuran Jawa Pos Radar Blitar, bahan-bahan petasan itu dijual bebas secara online. Penjual memanfaatkan laman marketplace. Misalnya, pemasok asal Sidoarjo.