JawaPos.com–Pemerintah Kota Bogor, Jawa Barat, memfokuskan penanganan Covid-19 di daerah itu yang kasus positifnya masih tinggi. Itu dilakukan dengan penguatan penanganan pada dua sisi, yakni hulu dan hilir.
Wali Kota Bogor Bima Arya seperti dilansir dari Antara di Kota Bogor mengatakan, penanganan di hilir memfokuskan pengawasan warga terpapar Covid-19 yang sedang menjalani isolasi mandiri (isoman) di rumahnya. Pemkot telah membangun sistem, yakni pengawasan dilakukan petugas dari puskesmas, Satgas Covid-19 tingkat RW, serta relawan pemuda. Mereka diawasi aparat wilayah, yakni lurah dan camat.
”Fokus langkah pertama adalah monitoring warga yang tengah menjalani isoman. Saya meminta laporan dari lapangan apa saja hambatan dan persoalan yang dihadapi para relawan,” kata Bima Arya, Rabu (28/7).
Bima Arya menyatakan, para relawan pemuda agar benar-benar fokus pada aspek kesehatan warga terpapar Covid-19 yang menjalani isoman. ”Jangan sampai kecolongan ada warga isoman yang meninggal dunia. Jadi harus dimonitor terus, dipastikan jangan ada perburukan kondisi,” ujar Bima Arya.
Berdasar laporan dari enam kecamatan di Kota Bogor, sejak 3 Juli hingga saat ini, 99 warga terpapar Covid-19, meninggal dunia saat menjalani isoman di rumahnya. ”Berdasar laporan tersebut, dari jumlah 99 orang yang meninggal dunia, 85 persen di antaranya belum divaksin, berusia di atas 50 tahun, dan memiliki komorbid,” terang Bima Arya.
Bima mengingatkan relawan pemuda, jika ada warga isoman yang memiliki kriteria tersebut agar langsung berkoordinasi dengan lurah, camat, dan puskesmas. ”Warga dengan kondisi tersebut, tidak boleh menjalani isoman di rumah, tapi harus diupayakan di rawat di rumah sakit atau pusat isolasi,” papar Arya Bima.
Apalagi, kalau warga terpapar Covid-19 tersebut memiliki gejala, harus segera dikomunikasikan dengan puskesmas untuk penanganan lebih intensif. ”Jika ada fasilitas isolasi terdekat silakan dibawa ke tempat isolasi. Jika tidak ada, dilakukan monitoring secara intens,” kata Bima Arya.
Dia mengatakan, fokus penanganan di hulu dengan percepatan pelaksanaan vaksinasi, untuk pencegahan Covid-19. Pemerintah Kota Bogor menargetkan pelaksanaan vaksinasi untuk sekitar 760.000 warga yang menjadi sasaran, untuk dosis pertama bisa tuntas pada September.
Pada upaya percepatan pelaksanaan vaksinasi tersebut, tambah wali kota, Pemerintah Kota Bogor terus mengoptimalkan pelaksanaannya dengan melibatkan berbagai pemangku kepentingan. Semula pelaksanaan vaksinasi sekitar 5.000 sasaran per hari, kemudian ditingkatkan menjadi 7.000 sasaran, naik menjadi sekitar 10.000 sasaran.
”Kita upayakan bisa di atas 10.000 sasaran per hari, untuk mengejar target tuntas pada September,” ucap Bima Arya.