JawaPos.com- Jumlah warga Kota Surabaya yang menderita penyakit tuberkulosis (TB) sejauh ini masih banyak. Bahkan, Surabaya menjadi daerah dengan prevalensi kasus tertinggi di Jawa Timur
Menurut Sie Ilmiah Pokja Infeksi Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) Jatim dr Tutik Kusmiati SpP(K), angka penderita TB di Surabaya mencapai 8.144 orang. Data tersebut terhitung hingga Senin (20/2).
Selain karena kota besar, ada sejumlah faktor penyebab tingginya prevalensi kasus itu. Di antaranya, kepadatan penduduk, kurangnya pemahaman penderita supaya tak menulari, serta sistem imun menurun akibat merokok. ’’Sudah mengkhawatirkan karena juga kedatangan orang dari mana saja,’’ katanya kemarin (21/2).
Dinas Kesehatan (Dinkes) Surabaya disarankan memberikan penanganan yang mengedepankan kedekatan. Dengan begitu, penderita mau berterus terang kepada Kader Surabaya Hebat yang melakukan outreach. Kemudian, dilakukan pengecekan dahak di puskesmas. ’’KSH harus secara persuasif melakukan jemput bola jika mereka menolak diperiksa,’’ tuturnya.
Sementara itu, dokter spesialis paru RKZ Surabaya dr Elizabeth Vania Palilingan menyampaikan, kesadaran pasiennya sudah berkisar 70 persen dibandingkan sebelumnya.
Namun, dia mengakui masih ada penderita yang denial dan meyakini tak mengidap penyakit itu. ’’Ya karena stigma atau merasa lingkungan sekitarnya bersih. Saya berharap keluarga terus mendampingi supaya pasien tak putus obat,’’ harapnya.
—
PASIEN TB DI SURABAYA
- Prevalensi kasus TB Surabaya tertinggi di Jatim. Sebanyak 8,144 penderita per Senin (20/2).
- Banyak penderita yang tak mau memeriksakan diri karena stigma buruk masyarakat. Padahal, penyakit itu tak mengerikan dan dapat diobati.
- Kesadaran masyarakat secara perlahan mulai membaik dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
- Penderita TB di Wonokromo berkisar belasan orang. Selalu ada outreach rutin oleh Kader Surabaya Hebat.