JawaPos.com- Banjir bandang di wilayah Kecamatan Driyorejo, Gresik, pada Selasa (21/2) malam sudah surut. Termasuk di kompleks Perumahan De Naila, Desa Mojosarirejo. Satu di antara titik terparah. Ketika banjir bandang menerjang, ketinggian air mencapai 1 meter. Debit air begitu deras.
Beruntung tidak ada korban jiwa. Ratusan warga yang sempat mengungsi, telah kembali ke rumah masing-masing. Namun, mereka kini masih tersaput kecemasan. Khawatir banjir datang kembali. Sebab, intensitas hujan tidak dapat diprediksi.
Pantauan Jawa Pos, saat kembali ke rumah, warga pun terlihat bersih-besih beragam perkakas. Praktis semua basah karena terdampak. Mereka lantas menjemurnya di depan rumah. Yang sudah tidak bisa dipakai, siap-siap untuk dibuang. Buku-buku sekolah anak juga basah. Beberapa barang elektronik rusak. Lantai rumah penuh dengan lumpur.
‘’Sama sekali tidak menyangka, saat hujan deras terjadi sejak sore, tidak lama kemudian tiba-tiba banjir datang. Jadi, tidak sempat menyelematkan barang-barang. Yang penting kita dan anak-anak selamat dulu,’’ ungkap Amin, salah seorang warga perumahan di Desa Mojosarirejo.
Kepala Desa Mojosarirejo Sukendah kepada Jawa Pos menceritakan, musibah banjir memang baru kali pertama terjadi di wilayahnya. Peristiwa itu terjadi lantaran ada tanggul kali dekat Perumahan De Naila yang jebol. Namun, Rabu (22/2) pagi sudah langsung diperbaiki oleh pihak pengembang.
‘’Pada jam tiga pagi, banjir sudah surut. Warga yang sempat mengungsi juga sudah kembali ke rumahnya. Tinggal bersih-bersih. Semoga saja aman. Tidak banjir lagi,’’ ungkapnya.
Sukendah berucap syukur Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa langsung turun ke wilayahnya saat kejadian. Dengan demikian, cepat mendapatkan penanganan dari pihak-pihak terkait. ”Terima kasih Bu Khofifah,” ujarnya.
Dampak banjir besar itu juga membuat jalan kabupaten di kawasan itu mengalami longsor hingga badan jalan. ‘’Pihak pengembang siap untuk memperbaiki jalan itu. Kalau menunggu dari pemerintah kan kasihan warga,’’ kata Sukendah.
Kunjungan Danrem ke Lokasi Banjir Kali Lamong
Sementara itu, Rabu (22/2) Danrem 084/Bhaskara Jaya Brigjen TNI Terry Tresna Purnama beserta rombongan juga meninjau sejumlah lokasi banjir di Gresik. Tampak ikut mendampingi Dandim 0817/Gresik Letkol Inf Ahmad Saleh Rahanar.
’’Baru saja saya melihat di Kecamatan Kedamean dan Menganti, di mana dua kecamatan ini berseberangan. Kita sudah berupaya untuk membuat tanggul tanggul yang ketinggiannya kira-kira hampir 2-3 meter agar air tidak masuk ke pemukiman warga,’’ ujarnya kepada awak media.
Namun, ternyata curah hujan sangat tinggi hingga membuat sejumlah tanggul tidak kuat menahan arus air. “Perlu perhatian dari pemerintah daerah, Dandim bisa berkoordinasi dengan bupati untuk nantinya ada beberapa solusi terbaik,’’ ungkap Danrem.
Beberapa solusi itu seperti membuat embung yang nanti bisa untuk kegiatan pertanian. Sebab, wilayah yang terdampak ini kalau musim hujan banjir, tetapi kalau musim kering tidak ada air. ‘’Kalau dibuat embung-embung apabila musim kering airnya bisa dimanfaatkan untuk lahan pertanian,” tuturnya.
Menurut dia, permasalahan banjir sangat kompleks. Karena itu, tentu harus ada pemikiran yang baik agar masyarakat tidak terkena dampaknya. Yang harus diupayakan adalah ke depan tidak menjadi langganan banjir. ’’Kita carikan solusinya. Minimal mengurangi atau meminimalkan banjir-banjir yang akan masuk ke pemukiman warga,” tegasnya.
Danrem juga mengharapkan, jajarannya baik dari Kodim maupun Korem untuk terus turun ke lapangan bergotong-royon bersama Polda dan Polres. ‘’Tentunya juga muspika yang saat ini telah berjibaku terus. Kita selalu bersinergi bagaimana cara untuk mengatasi,” pungkasnya.