JawaPos.com – Pembalap Mercedes F1, Lewis Hamilton, mengatakan dirinya sedang dalam proses memilih lawan main, yakni Brad Pitt, untuk pembuatan film F1 yang akan dia bantu produksi.
Film yang belum disebutkan namanya ini akan diproduksi bersama oleh Hamilton dan Jerry Bruckheimer, dan disutradarai oleh Joseph Kosinski, yang berada di belakang film Top Gun terbaru.
Syuting akan dimulai akhir tahun ini, dengan plot berputar di sekitar pembalap veteran yang diperankan oleh Pitt yang membimbing bintang F1 yang sedang naik daun.
Pada peluncuran mobil F1 Mercedes 2023, Hamilton mengungkapkan dia saat ini sedang membantu memilih siapa yang akan menjadi lawan mainnya bersama ikon Hollywood itu.
“Saat ini kami sedang melalui proses pemilihan karakter yang akan mendampingi Brad, yang sangat menarik (di dunia aktor film),” kata Hamilton.
“Pada dasarnya itu proses menonton (audisi). Kami memiliki rekaman mereka melakukan adegan tertentu dan kami berhasil melewatinya.”
“Saya telah duduk di kantor bersama Jerry, Joe, dan Brad. Kami telah menonton mereka dan memberikan masukan dan apa yang kami pikirkan.”
Juara dunia tujuh kali itu fokus pada representasi dan mengatakan dia akan “senang melihat seorang pembalap wanita” dalam film tersebut.
“Saya ingin membuat film, dalam hal seperti memiliki keragaman dan representasi. Saya ingin seperti Formula 1 di masa depan – atau seharusnya sekarang, tetapi di masa depan,” kata Hamilton.
“Saya ingin melihat mekanik wanita. Kami akan senang melihat pengemudi wanita. Kami belum sampai ke titik itu dulu. Namun, mengapa tidak?”
“Saat ini, kami masih memiliki naskahnya. Kami telah melalui beberapa iterasi yang berbeda.”
“Kami masih menunggu penulisan ulang yang baru, dan itulah keseluruhan prosesnya. Tapi, saya melakukan itu sepanjang Natal.”
“Ini mengasyikkan. Saya senang mendapatkan akhir skrip berikutnya. Saya sedang berbicara dengan Brad tadi malam tentang karakter yang akan kami datangkan.”
Menurut rumor yang beredar, Apple TV telah memperoleh hak untuk film baru tersebut dengan biaya sebesar USD 140 juta (sekitar Rp 2,1 triliun).