JawaPos.com- Hujan deras terus-menerus mengguyur Surabaya. Kondisi itu membuat sejumlah titik wilayah terendam banjir. Salah satunya di Jalan Tambak Dalam Barat Blok D, RW 8, Asemrowo. Kemarin (21/2) pukul 11.00 terik matahari menyinari lokasi tersebut.
Namun, air masih menggenangi ruas Jalan Tambak Dalam Barat Blok D. Ketinggiannya mencapai 30 sentimeter. Air menggenang sejak Jumat (17/2) sore. Hingga kemarin, banjir belum surut.
Ketua RT 8, RW 8, Kelurahan Asemrowo, Karsono menyatakan bahwa lingkungan tempat tinggalnya kerap menjadi langganan banjir. Sistem drainase yang buruk dan rendahnya ruas jalan mengakibatkan banjir sulit surut.
Paling cepat banjir akan surut dalam waktu 24 jam. Dengan catatan, selama proses air surut, hujan tidak lagi mengguyur wilayah tersebut. ”Sudah lima hari banjir nggak juga surut. Bahkan, debit air malah lebih tinggi. Apalagi, jika terjadi hujan, ketinggian air bisa sampai selutut orang dewasa,” ungkap Karsono kemarin.
Akibatnya, masyarakat pun harus menghabiskan hari dengan kondisi tersebut. Tidak sedikit anak yang memutuskan untuk tidak bersekolah karena akses terendam banjir. Belum lagi kondisi rumah yang lembap. Kondisi itu memicu sejumlah penyakit. Misalnya, demam, diare, dan gatal-gatal.
Sekretaris Camat Asemrowo Maya Thosuly menegaskan, persoalan banjir di Jalan Tambak Dalam Barat Blok D menjadi fokus perhatian. Banyaknya bangunan yang berdiri di atas saluran air membuat sistem drainase tidak berfungsi maksimal.
Pengecekan ke lapangan serta rapat koordinasi dengan dinas sumber daya air dan bina marga (DSABM) telah dilakukan. Pihaknya menargetkan, dalam waktu cepat perbaikan infrastruktur di lokasi itu bisa segera berjalan. ”Ada 26 titik lokasi rawan banjir di Kecamatan Asemrowo. Dan, semua telah masuk dalam rencana perbaikan infrastruktur melalui program musrenbang,” ujar Maya.
Kepala Kelompok Unit Forecaster Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Tanjung Perak Ady Hermanto menjelaskan bahwa puncak musim hujan tengah melanda Surabaya. Kondisi tersebut berlangsung hingga Maret.
”Fenomena La Nina membuat hujan semakin deras. Ditambah lagi, angin kencang mencapai 15 knot. Baik itu di darat maupun di perairan laut,” jelas Ady.