JawaPos.com – Rumah Katimah di Dusun Tegalrejo, Desa Karangbendo, Kabupaten Blitar, hanya berjarak 10 meter dari kediaman Darman yang menjadi pusat ledakan yang dipicu bubuk petasan pada Minggu (19/2) jelang tengah malam. ”Saya langsung bopong cucu ke luar rumah karena takut,” kata perempuan 60 tahun itu kepada Jawa Pos Radar Blitar kemarin (20/2).
Saat terjadi ledakan, posisi Bu Katimah sedang berada di mana?
Saya sedang tidur di kasur bersama cucu.
Pukul berapa dan bagaimana efek ledakan itu?
Ledakan terdengar sekitar pukul 22.30 Ketika itu juga perabotan rumah langsung berjatuhan ke lantai. Semua pecah dan berhamburan. Genting rumah saya juga berjatuhan.
Berapa kira-kira jarak rumah Bu Katimah dengan pusat ledakan?
Tidak terlalu jauh, hanya sekitar 10 meter. Saya kira Gunung Kelud meletus. Karena suara ledakannya sangat keras dan setelah itu tercium bau belerang yang sangat kuat.
Apa yang terjadi setelah ledakan itu?
Saya dan cucu sempat tertimpa pecahan atap yang roboh. Saya langsung bopong cucu ke luar rumah karena takut. Kondisi luar rumah gelap gulita. Hanya terdengar suara histeris dan teriakan dari warga sekitar.
Bagaimana suasana sekitar lokasi pasca ledakan?
Saya melihat kondisi rumah Darman (pusat ledakan, Red) sudah dalam kondisi hancur. Tidak ada warga yang berani mendekat ke arah rumah tersebut karena takut. Kemudian kami melaporkan kejadian tersebut ke polisi.
Apakah Darman sehari-hari memang membuat petasan?
Dia (Darman) itu ipar saya, suami dari adik saya. Sehari-hari dia kerja sebagai buruh tani. Saya ndak tahu kalau ternyata juga membuat petasan di rumahnya.