JawaPos.com – Bank Indonesia (BI) mencatat surplus transaksi berjalan 2022 mencapai USD 13,2 miliar atau satu persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) dibandingkan dengan surplus 2021 sebesar USD 3,5 miliar atau 0,3 persen dari PDB.

“Kinerja ini terutama didukung peningkatan ekspor sejalan dengan harga komoditas global yang masih tinggi dan permintaan atas komoditas Indonesia yang tetap baik, di tengah impor yang juga meningkat seiring perbaikan ekonomi domestik,” kata Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono dalam keterangannya di Jakarta, Senin.

Sementara itu, transaksi modal dan finansial tahun 2022 mencatat defisit USD 8,9 miliar seiring dengan tingginya ketidakpastian pasar keuangan global.

Dengan perkembangan tersebut, Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) secara keseluruhan tahun 2022 kembali membukukan surplus sebesar USD 4 miliar, setelah pada tahun sebelumnya mencatat surplus USD 13,5 miliar.

“Perkembangan NPI secara keseluruhan tahun 2022 mencatat surplus didorong oleh kinerja ekspor yang makin kuat sehingga menopang ketahanan sektor eksternal,” ujarnya.

Neraca perdagangan Indonesia pada Januari-Desember 2022 secara keseluruhan mencatat surplus USD 54,46 miliar, jauh lebih tinggi dibandingkan dengan capaian pada periode yang sama tahun 2021 sebesar USD 35,42 miliar.

Posisi cadangan devisa pada akhir Desember 2022 tetap kuat yakni sebesar USD 137,2 miliar atau setara dengan pembiayaan 5,9 bulan impor dan utang luar negeri pemerintah serta berada di atas standar kecukupan internasional.

BI terus mencermati dinamika perekonomian global yang dapat memengaruhi prospek NPI dan terus memperkuat bauran kebijakan yang didukung sinergi kebijakan yang erat dengan pemerintah dan otoritas terkait guna memperkuat ketahanan sektor eksternal.

 

By admin