JawaPos.com – Pengembang berupaya mempertahankan kinerja pada 2023. Di tengah semua tekanan, pelaku industri properti menggaet konsumen dengan insentif dan pameran hybrid jangka panjang.
Direktur Pemasaran Korporat Intiland Susan Pranata mengatakan, tahun ini perusahaan menargetkan marketing sales Rp 2,3 triliun. Angka itu tak jauh dari proyeksi tahun lalu sebesar Rp 2,4 triliun.
“Untuk mencapai target tersebut, kami harus terus menggaet konsumen lebih banyak,” ujarnya melalui siaran pers pekan lalu.
Strategi yang dipilih masih sama dengan tahun lalu. Perseroan mengadakan pameran hybrid jangka panjang serta menyediakan insentif agar masyarakat mau merogoh kocek selama 2023.
“Alasannya, akibat pelemahan ekonomi global, banyak masyarakat yang berpikir dua kali untuk membeli barang mahal seperti properti,” ucapnya.
Sementara itu, Direktur Pemasaran Intiland Surabaya Harto Laksono mengatakan, tingkat kepercayaan pasar dan minat beli properti masyarakat sebenarnya berangsur-angsur membaik. Tugas pengembang adalah mempertahankan pertumbuhan itu.
Hingga kuartal III 2022, pendapatan usaha yang dicatat emiten properti tersebut mencapai Rp 1,9 triliun. Angka itu tumbuh 5,1 persen dibandingkan pendapatan periode yang sama 2021.
Namun, perusahaan tersebut masih mengalami kerugian komprehensif Rp 88,96 miliar. Angka itu mengecil dibandingkan 2021 sebesar Rp 105,64 miliar.