JawaPos.com- Dumm! Suara dentuman itu begitu nyaring. Ledakan bom ikan atau bondet untuk kali kesekian mengguncang. Lagi-lagi terjadi Kota Pasuruan. Tepatnya, di Perkampungan Ngemplakrejo, Kecamatan Panggungrejo, pada Minggu (19/2). Dua korban pun terkapar. Luka parah.
Peristiwa itu terjadi pukul 08.00 WIB. Jalan RE Martadinata, kampung pesisir Ngemplakrejo. Ledakan itu tidak hanya terdengar satu kali. Namun, berkali-kali. Warga langsung paham. Suara itu dari gudang ikan milik Husen Zakariya, 44. Warga semburat. Bergegas keluar rumah. Mereka lantas menuju asal suara dentuman dahsyat itu.
Dan, benar saja. Di gudang ikan tersebut, warga setempat melihat dua orang terkapar. Yakni, Husen Zakariya dan rekan kerjanya, M. Syaiful, 43. Beberapa anggota tubuh keduanya luka parah. Warga bergegas menyelamatkannya. Bau bahan peledak menyengat. Reruntuhan dampak ledakan terlihat berserak.
Saat ledakan terjadi, keduanya diperkirakan sedang mengolah ikan asin. Lokasi itu memang kawasan pesisir, tempat nelayan mengolah ikan asin. Sekaligus tempat menjemur ikan asin. Korban dilarikan ke RSUD dr R Soedarsono, Purut, untuk mendapat pertolongan darurat. “Saya yang nyupiri naik kendaraan pikap warna merah,” terang Umri, ketua RT 3 kelurahan setempat, seperti dilansir Jawa Pos Radar Bromo.
Umri menceritakan, suara ledakan tersebut memang sangat keras. Bahkan, terdengar sampai ke rumahnya. Padahal, jaraknya cukup jauh dari lokasi kejadian. Saat itu, Umri sebenarnya hendak istirahat. Capek sepulang mencari ikan di laut semalaman. Lalu tiba-tiba, terdengar suara keras berdentum. “Dumm! Bunyinya gitu. Saya tidak jadi istirahat. Langsung ke lokasi asal suara,” katanya.
Sekitar pukul 08.00 WIB, petugas Polsek Purworejo dan Satreskrim Polres Pasuruan Kota (Polresta) datang ke lokasi kejadian. Petugas pun langsung memasangi gudang dengan garis polisi atau police line. Pada pukul 12.30 WIB, tim Jibom Polda Jatim datang. Mereka pun langsung menyisir lokasi ledakan. Termasuk mengamankan sejumlah bahan-bahan dari bom ikan.
Lokasi ledakan itu merupakan gudang menyimpan ikan asin. Ukurannya sekitar 6×7 meter. Berhalaman luas. Di halaman itu, tertata sejumlah lincak yang biasanya difungsikan untuk menjemur ikan asin. Lalu di sekitar gudang itu juga terdapat gudang-gudang lain yang serupa. Semuanya juga gudang penyimpanan ikan asin.
Setelah menyisir gudang, tim Jibom Polda mendatangi rumah Husen Zakariya, pemilik gudang. Sayangnya, rumah korban terkunci. Petugas sempat berusaha membuka paksa. Namun, akhirnya tidak jadi masuk.
Kapolsek Purworejo Kompol AKP Endy Purwanto mengatakan, tim Jibom Polda Jatim sudah menyisir dan mensterilkan seluruh lokasi. Sejumlah bahan dari sisa ledakan juga sudah diamankan petugas. “Ada beberapa plastik sisa obat bahan peledak, palu, dan lumpang,” ujarnya.
Endy menjelaskan, bahan peledak atau bom ikan tersebut racikan sendiri. Namun, siapa yang meracik dan untuk apa, saat ini masih dilakukan pendalaman petugas Reskrim Polres Pasuruan Kota.
Kasi Humas Polres Pasuruan Kota Iptu Merdhiana Pravita mengatakan, kedua korban merupakan residivis dan DPO (aftar pencarian orang) Polres Pasuruan Kota dalam kasus yang sama. Yaitu, kepemilikan bahan peledak.
Saat ini, kondisi kedua korban sama-sama mengalami penurunan kesadaran. Humas RSUD dr R Soedarsono Luciana mengatakan, korban Husen mengalami luka di tangan, kaki, perut, dan kemaluan. Adapun Syaiful mengalami penurunan kesadaran dan tersedasi. Terpasang alat bantu pernapasan ETT lantaran luka di area wajah.
Keduanya, sama-sama luka parah. Kerena itu, mereka rencananya akan dirujuk. “Ini masih proses mencari rumah sakit rujukan. Juga keluarga korban masih berunding,” ujarnya.
Camat Setempat Mengaku Kecolongan
Sementara itu, ledakan bondet dahsyat di Ngemplakrejo juga turut mengejutkan Camat Panggungrejo Herman H. Hasani. Dia mengatakan, pihaknya kecolongan. Sebab, selama ini tidak pernah ada laporan dari RT maupun RW tentang aktivitas pembuatan atau penggunaan bom ikan di sana.
“Belum pernah ada laporan bahwa masih ada nelayan yang membuat atau menggunakan bom ikan untuk mencari ikan,” ujar camat.
Karena itu, lanjut dia, pihaknya meminta Lurah Ngemplakrejo untuk segera mengumpulkan semua RT dan RW untuk membahas masalah tersebut. Menurut Herman, edukasi tentang pembuatan dan penggunaan bom ikan harus terus diberikan dengan detail.
Dia menegaskan, sebetulnya laporan harus disampaikan pada pemerintah bila mengetahui ada warga yang masih membuat bom ikan atau menggunakan bom ikan. Baik itu untuk dijualbelikan atau untuk digunakan menangkap ikan.
Herman pun mengakui kejadian ini termasuk kelalaiannya. Sebab, warganya ternyata tidak mau melaporkan tentang kepemilikan bom ikan. Entah itu ada aktivitas pembuatan atau sekadar memakai.
“Selama saya menjadi camat di Panggungrejo, baru kali ini terjadi ledakan. Ini adalah PR kami. Artinya, kami harus sering sosialisasi pada lurah dan RT/RW terkait masalah ini,” tegasnya.
Ketua Himpunan Pecinta dan Pemerhati Lingkungan dan Wisata Ihsan Khoiri mengatakan, fenomena bom ikan seperti pisau bermata dua. Di satu sisi, nelayan sulit mendapatkan ikan karena keterbatasan pemakaian alat tangkap. Akhirnya, nelayan mengambil jalan pintas yang membahayakan. Yaitu, menggunakan bom ikan atau bahan peledak.
Alat itu bisa merusak terumbu karang yang merupakan tempat ikan berkembang biak. Selain itu, mematikan ikan kecil akibat bahan peledak. Sudah banyak korban. Karena itu, nelayan mesti sadar agar memakai alat tangkap ramah lingkungan. Khususnya di laut. Sebab, laut adalah tabungan raksasa yang harus dijaga bersama demi masa depan anak cucu nanti.