JawaPos.com – Wakil Presiden Ma’ruf Amin mengikuti kegiatan Muhasabah dan Istigasah Dia Keselamatan di Masjid Agung Cianjur pada Minggu (19/2). Kegiatan yang dilaksanakan TNI AD bersama MUI itu, dalam rangka menyambut peringatan Isra Mi’raj. Dalam pidatonya, Ma’ruf Amin menyinggung soal menghindari bahaya tinggal di daerah rawan gempa.
Pada kesempatan itu, Ma’ruf didampingi Kasad Jenderal TNI Dudung Abdurrachman dan Ketua MUI bidang Dakwah dan Ukhuwah Cholil Nafis. Kemudian ada Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum dan Bupati Cianjur Herman Suherman.
Dalam pidato di hadapan ribuan jamaah, Ma’ruf menyampaikan banyak pesan. Diantaranya soal menghindari bahaya adalah kewajiban dalam ajaran Islam. Dia mengatakan ada ayat Al-Quran yang menyerukan untuk bersiap sebelum musuh menyerang. “Wajib bagi kita menjaga diri dari bahaya yang akan datang. Semua bahaya, bukan hanya perang,” katanya.
Termasuk juga berobat dan menghindari diri dari wabah. Bahkan menghindar dari tembok yang miring dan mau jatuh, itu juga wajib. Intinya wajib menghindar dari sesuatu yang berbahaya.
“Nah, kita sudah tahu di Cianjur ini sudah ada daerah-daerah yang rawan (gempa). Yang sewaktu-waktu bisa datang lagi,” tuturnya. Daerah rawan itu adalah sesar aktif. Untuk itu Ma’ruf berpesan masyarakat tidak tinggal di sepanjang jalur sesar aktif tersebut.
Pemerintah juga berupaya untuk menjauhkan atau menghindarkan masyarakat dari bahaya. Dalam konteks gempa di Cianjur, bagi warga yang tinggal di jalur sesar aktif direlokasi. Disiapkan tempat hunian yang lebih aman dari resiko bencana gempa.
Dari laporan Bupati Cianjur Herman Suherman, salah satu lokasi relokasi adalah di Kecamatan Cilaku dengan 200 unit hunian. Lokasi relokasi berikutnya adalah Kecamatan Mande dan Cipanas. Pemerintah memutuskan melakukan relokasi karena di lokasi asal sangat rawan terjadi gempa.
Selain itu, Ma’ruf juga menyampaikan bahwa Islam mengajarkan umatnya untuk santun dan menghormati orang lain. “(Yang) mengajarkan permusuhan itu bukan Islam. Syariat Islam itu keadilan Allah. Rahmat Allah,” katanya.
Sementara itu dalam sambutannya Kasad Dudung Abdurrachman menyampaikan peristiwa Isra Mi’raj relevan dengan prajurit TNI AD. Yaitu soal ketaatan terhadap perintah. Serta kepedulian pemimpin kepada anak buah.
Saat peristiwa Isra Mi’raj Nabi Muhammad mendapatkan perintah untuk menjalankan Salat secara langsung dari Allah. Dalam momentum itu pula, Nabi Muhammad tetap memperdulikan kemampuan umatnya. Sampai akhirnya kewajiban salat menjadi lima waktu dalam sehari semalam.